Beberapa bulan lalu, CEO Ford Jim Farley bilang kalau penghapusan kredit pajak untuk kendaraan listrik yang udah berjalan hampir 20 tahun akan mengurangi setengah pasar mobil listrik di Amerika. Sekarang, perusahaannya sendiri menghadapi kenyataan.
Ford mengumumkan minggu ini mereka akan hentikan produksi F-150 Lightning listrik, yang dulu disebut sebagai terobosan untuk industri. Mereka akan alihkan sebagian pekerjanya untuk bikin versi hybrid dari pickup itu dengan generator bensin, disebut EREV (kendaraan listrik jarak jauh). Ford akan mencatat kerugian besar senilai $19,5 miliar di tahun 2026 karena “perubahan yang didorong pelanggan” ini.
Jadi, penting untuk mengingat lagi apa kata Farley di acara Ford Pro Accelerate di Detroit bulan September. Dia bilang mobil listrik tetap akan jadi industri yang “hidup” ke depannya, tapi juga “lebih kecil, jauh lebih kecil dari yang kita kira”. Berakhirnya insentif konsumen $7.500 itu akan mengubah segalanya, tambahnya. Dia juga prediksi penjualan EV di AS bisa turun drastis ke 5% dari sebelumnya 10-12%.
Dalam wawancara dengan CNBC hari Senin tentang perubahan arah Ford, Farley klaim pasar EV sebenarnya sudah menyusut jadi sekitar 5% dari pasar kendaraan AS. Jajaran mobil listrik pabrikan itu tidak sesuai dengan permintaan konsumen, katanya.
“Yang lebih penting, mobil listrik harga mahal, yang $50, 60, 70, $80 ribu, itu memang tidak laku,” kata Farley ke CNBC.
Farley dulu mendirikan divisi Model E di Ford tahun 2022 untuk berinovasi di kendaraan listrik dan beroperasi seperti startup di dalam perusahaan mobil yang udah lebih dari 100 tahun. Tapi, Farley juga bilang ke CNBC bahwa dari awal dia tau mendirikan Model E akan “sangat sulit secara bisnis”. Itu mungkin pernyataan yang terlalu ringan. Dalam kurang dari tiga tahun, divisi Model E rugi $13 miliar, lebih dari dua kali pendapatan bersih Ford di tahun 2024.
Sebagai bagian dari perubahan arah ini, Farley bilang perusahaan sekarang mendengarkan konsumen.
“Kami mengikuti pelanggan ke arah pasar yang sebenarnya, bukan ke arah yang orang-orang kira, tapi ke arah pasar yang ada sekarang,” ujarnya.
Ini artinya memprioritaskan hybrid dan EREV yang masih pakai bensin sebagian, daripada mobil listrik murni. Kategori inilah yang masih diminati pelanggan, kata Farley.
Perusahaan tetap mengatakan divisi Model E-nya akan untung, tapi baru di tahun 2029, tiga tahun setelah target awal mereka di tahun 2026. Ford juga prediksi bahwa di tahun 2030, hybrid, EREV, dan mobil listrik murni akan membentuk separuh dari penjualan global mereka, naik tajam dari sekitar 17% sekarang. Dan sebagian besarnya, kata Farley ke CNBC, akan berupa “hybrid dan EREV.”
Cerita ini pertama kali muncul di Fortune.com