Pada pembukaan terbaru stasiun kereta terbaru di Los Angeles, hanya beberapa mil dari LAX, para politikus dan anggota media terkagum-kagum melihat platform kereta baru, eskalator, lift, serta karya seni mengilap yang tergantung di atas mezzanine terbuka di lantai atas. Di bawah semua infrastruktur baru yang mengkilap itu, ada komponen lain dari stasiun—toko serba ada otomatis yang menggunakan robot untuk mengeluarkan minuman, camilan, dan barang kebutuhan lainnya—menyebabkan banyak decak kagum.
Disebut VenHub, “Smart Store” berwarna biru cerah ini beroperasi 24 jam tanpa karyawan manusia dan hanya bisa diakses lewat aplikasi. Setelah pesanan dibuat, robot mengambil barang dengan penghisap atau pencengkram mirip jari, lalu menaruhnya di jendela pengambilan. Notifikasi di aplikasi memberi tahu bahwa pembelianmu sudah siap, dan QR code membuka jendelanya.
CEO VenHub, Shahan Ohanessian, mengatakan ke Mashable bahwa robot-robot tersebut—bernama Barb dan Peter, diambil dari nama dua temannya—dirancang sebagai ko-pilot yang saling membantu.
“Kalau Peter tidak enak badan karena masalah software, dia akan istirahat dan Barb yang mengambil alih,” kata Ohanessian.
Air mineral, soda, kopi dingin, keripik, kacang, buah, dan permen tersedia di VenHub, begitu juga barang non-makanan seperti pasta gigi, Tylenol, pembalut, pisau cukur, Emergen-C, bahkan earpods dan charger HP. Tidak adanya tenaga manusia di kios VenHub tampaknya membuat harga lebih murah bagi pelanggan, contohnya botol air Fiji dijual seharga $1.39, Starbucks Frappuccino $1.89, granola bar Nature Valley $4.99, bahkan kabel USB seharga $5.99.
Ohanessian mengakui bahwa produknya menggantikan pekerjaan manusia tapi juga percaya bahwa ia menciptakan lapangan kerja baru. Selain karyawan yang mengelola robot dan otomatisasi, pekerja manusia juga mengisi ulang stok VenHub saat dibutuhkan, katanya.
“Toko ini punya banyak AI dan teknologi di belakangnya,” ujar Ohanessian. “[Teknologi ini akan] memberi tahu markas, ‘Hei, kita butuh lebih banyak air atau yogurt.'”
Teknologi VenHub juga mencakup sistem keamanan, termasuk kamera, sensor, dan kaca antipeluru.
Ohanessian, mantan eksekutif logistik Amazon yang mulai mengembangkan ide VenHub empat tahun lalu, mengatakan bahwa kiosnya adalah masa depan toko kecil—tidak hanya di tempat ramai seperti bandara kota besar, tetapi juga di lokasi yang minim toko.
“Ada beberapa lokasi [yang dipertimbangkan] di Texas di mana komunitasnya kecil, tapi tidak punya toko serba ada,” ungkap Ohanessian.
VenHub lainnya saat ini tersebar di sekitar Los Angeles, tempat markas VenHub, namun perusahaan ini berencana berekspansi ke Las Vegas dan East Coast (situs web perusahaan menyatakan bahwa kios ini “didayakan untuk bertahan dalam kondisi cuaca ekstrem”). Ohanessian juga berharap bisa membuat VenHub ada di semua bandara nasional, serta bermitra dengan dinas transportasi Los Angeles untuk menambah VenHub di sistem kereta yang terus berkembang (dan sebagian besar tanpa fasilitas).
“Kita menyaksikan sejarah, bandara pertama yang punya toko pintar tanpa penjaga,” kata Ohanessian sambil robotnya mengeluarkan keripik kentang dan botol air. “Dunia akan seperti ini dalam tahun-tahun mendatang.”
Mashable Trend Report