Protes ini muncul saat negara masih berduka atas serangan bom di barat daya dan upaya pembunuhan terhadap seorang senator.
Demonstrasi digelar di Kolombia sebagai dukungan terhadap Presiden sayap kiri Gustavo Petro terkait reformasi tenaga kerja yang diajukan, di tengah memanasnya kekerasan sepekan terakhir yang memicu kekhawatiran akan kembalinya masa-masa kelam pembunuhan dan pengeboman.
Massa membanjiri jalanan ibu kota Bogota dan kota-kota lain pada Rabu untuk mendukung referendum atas reformasi tersebut, sementara Senat tengah membahas rancangan undang-undang alternatif.
Aksi ini berlangsung saat Kolombia masih trauma atas serangan bom di barat daya yang menewaskan tujuh orang serta usaha pembunuhan terhadap senator oposisi konservatif sekaligus calon presiden, Miguel Uribe Turbay, dalam kampanye di Bogota.
Di Cali, kota terbesar ketiga yang menjadi lokasi serangan bom Selasa, “sempat ada wacana menunda unjuk rasa” menyusul aksi kekerasan terakhir, menurut laporan Alessandro Rampietti dari Al Jazeera di Bogota.
“Namun, masyarakat memilih turun ke jalan lagi untuk mendukung pemerintah dan menolak kekerasan beberapa hari ini,” kata Rampietti.
Pengunjung melihat reruntuhan mobil yang meledak di depan Balai Kota Corinto, Departemen Cauca, Kolombia, pada 10 Juni 2025 [Joaquin Sarmiento/AFP]
Petro berada di Cali Rabu pagi untuk memimpin rapat keamanan dengan otoritas lokal dan militer pasca serangan. Presiden juga menyatakan akan menyelidiki kemungkinan keterkaitan antara pengeboman dengan usaha pembunuhan Uribe.
Remaja 15 tahun yang diduga polisi sebagai “sicario” atau pembunuh bayaran, dituduh mencoba membunuh Uribe dan membawa senjata api. Ia ditahan pada Selasa dan mengaku tidak bersalah, menurut kejaksaan.
Rumah sakit tempat Uribe dirawat menyatakan “setelah empat hari, akhirnya ada perbaikan neurologis, kondisi lebih stabil tapi masih kritis,” kata Rampietti. “Ini laporan paling optimis sejak ia dibawa ke rumah sakit.”
Presiden Petro menyampaikan rasa syukur atas membaiknya kondisi Uribe, tambah Rampietti.
Menurut militer dan polisi, pelaku pengeboman diduga kelompok bersenjata pecahan FARC.
Petro juga hadir dalam unjuk rasa di Cali, di mana ia akan menandatangani dekrit presiden untuk referendum.
Sementara itu, Senat masih memperdebatkan versi lain reformasi tenaga kerja yang dikritik Petro dan dianggap serikat buruh tidak cukup melindungi hak pekerja.
Usai serangan terhadap Uribe, Senat sempat menunda sidang sebagai penghormatan. Namun keputusan itu dibatalkan 24 jam kemudian.
Senat berupaya mengesahkan reformasi tersebut sebelum Kamis, tutup Rampietti.