Judul: Penulis John Green Berikan Nasihat untuk Gen Z agar ‘Menyempitkan Kesenjangan Empati’ Visual: Font: Gunakan jenis font yang elegan dan mudah dibaca, seperti Poppins atau Montserrat. Warna: Kombinasi biru muda (#6C8EBF) untuk judul utama dan abu-abu gelap (#333333) untuk teks pendukung. Spasi: Berikan jarak yang cukup antar baris (line-height 1.5) untuk keterbacaan yang optimal. Alignment: Rata tengah (center-aligned) untuk tampilan yang lebih estetis. Contoh Tampilan: Penulis John Green Berikan Nasihat untuk Gen Z agar ‘Menyempitkan Kesenjangan Empati’ (Tanpa tambahan teks atau komentar lainnya.)

John Green paling terkenal karena novel remajanya yang bikin sedih. Tapi selain kisah dua remaja yang terhubung karena penyakit di buku bestsellernya, The Fault in Our Stars, Green juga dikenal sebagai orang yang suka ngajarin banyak hal—dari sejarah, filsafat, sampai sains dan berita terkini. Dia punya lebih dari dua juta followers di media sosial yang anggap dia ahli dalam sejarah kuno, kesehatan global, dan teknologi modern.

Green bisa dekat dengan banyak orang karena dia paham betul masalah rumit yang dihadapi orang—khususnya anak muda. Dan dia punya pesan untuk mereka.

"Aku khawatir banget anak muda sekarang kena penyakit kesepian yang parah, lebih dari generasi sebelumnya," katanya ke Fortune.

Naiknya sosmed bikin kesehatan mental turun, apalagi pas pandemi yang nutup sekolah dan bikin anak-anak terisolasi di masa penting mereka. Salah satu analisis bilang, seperempat orang usia 15-18 tahun ngaku merasa kesepian, yang bisa bikin masalah mental makin parah. Psikolog Jonathan Haidt sebut generasi ini sebagai "generasi cemas". Dengan ketidakpastian soal kerja, AI, dan ekonomi, Green kasih nasihat simpel buat anak muda.

"Mereka harusnya baca buku lebih banyak," kata Green. "Tapi aku bias sih. Ini kayak nanya musisi apakah orang harus dengerin lagu."

Tapi, dia anggap baca buku sebagai alat penting buat perkembangan karakter anak muda.

"Buku bisa bantu ngurangin jarak empati," Green bilang. "Contohnya pas aku baca Catcher in the Rye, Holden Caulfield bukan teman atau pasanganku, tapi dia yang paling bikin aku ngerti jadi orang lain."

Kesepian bisa bikin orang susah berempati. Di Laporan Kebahagiaan Dunia terbaru, AS keluar dari 20 besar karena anak muda Amerika yang kesepian dan kesehatan mentalnya memburuk.

MEMBACA  Di negara bagian asal JD Vance, Ohio, pertarungan melawan kecanduan opioid yang terus berlangsung | Berita Pemilihan Presiden AS 2024

Salah satu tanda bahagia, menurut laporan itu, adalah percaya pada kebaikan orang lain. Kurangnya hubungan sosial bikin ini lebih susah. Kaya kata Green, ngurangin jarak empati bisa bantu kita buka diri ke orang lain, bukan cuma lewat buku.

"Dengan membayangkan dengan jelas gimana jadi orang lain, kita belajar gimana jadi diri sendiri, sekaligus ngerti 8 miliar orang lain di dunia," ujar Green.

Cerita ini pertama kali muncul di Fortune.com