Judul dalam Bahasa Indonesia: "Kondisi Ekonomi yang Suram Meningkatkan Minat Menimbun Emas" Atau alternatif lainnya: "Sentimen Ekonomi Buruk Picu Aksi Menimbun Emas Masyarakat" (Pilih salah satu yang sesuai dengan nuansa yang diinginkan.)

Permintaan Emas Meningkat di Tengah Kekhawatiran Ekonomi

Ketidakpastian ekonomi mendorong banyak investor beralih ke emas sebagai instrumen investasi yang lebih aman. Menurut Dewan Emas Dunia, permintaan emas fisik melonjak 13% pada kuartal pertama tahun 2025.

Pedagang emas melaporkan bahwa klien mereka khawatir dengan melemahnya dolar AS, krisis utang, serta berbagai skenario ekonomi negatif. Salah satu investor yang aktif membeli emas adalah Marc Faber, yang dijuluki “Dr. Doom”. Ia telah membeli emas selama beberapa dekade dan merekomendasikan orang lain untuk melakukan hal yang sama.

“Saya merasa krisis utang tidak terhindarkan,” kata Faber, yang mengalokasikan 25% portofolionya untuk emas. Ia juga memperingatkan tentang potensi inflasi melonjak dan penurunan harga aset.

Kekhawatiran tersebut tidak hanya dirasakan oleh investor besar. Masyarakat umum juga mulai memperbanyak kepemilikan emas, terutama dalam bentuk batangan. Data menunjukkan permintaan global untuk batangan emas naik 13% dibandingkan tahun sebelumnya.

Joe Cavatoni, strategis pasar dari Dewan Emas Dunia, menyebutkan bahwa ketidakpastian terhadap dolar AS, utang pemerintah, dan perlambatan ekonomi sebagai faktor utama peningkatan permintaan emas. Pencarian Google terkait “batangan emas” juga melonjak saat ada berita negatif, seperti penurunan peringkat utang AS oleh Moody’s.

Genesis Gold Group, perusahaan yang menjual emas kepada kalangan “preppers” (orang yang mempersiapkan diri untuk krisis), melaporkan peningkatan permintaan signifikan. Mereka bahkan meluncurkan “prepper bar”, emas batangan yang bisa dipotong menjadi bagian kecil untuk memudahkan transaksi jika terjadi krisis.

Jonathan Rose, CEO Genesis, menyatakan bahwa lebih banyak klien yang meminta emas fisik dikirim langsung kepada mereka, meningkat dari 20% menjadi 70% dalam beberapa tahun terakhir. Banyak dari mereka khawatir dengan inflasi dan ketidakstabilan pasar saham.

MEMBACA  China Memperluas Wilayah Himalaya yang Disengketakan dengan Desa-desa Baru: Laporan

Di forum online seperti subreddit r/preppers, diskusi tentang emas semakin sering muncul. Salah satu pengguna menulis, “Emas berguna saat mata uang kolaps. Uang tunai adalah raja, sampai nilainya hilang.”

Harga emas telah naik 25% pada tahun 2025, mengalahkan kinerja S&P 500 yang turun 1%. Namun, beberapa analis berpendapat bahwa kekhawatiran ini mungkin berlebihan. Goldman Sachs memperkirakan risiko resesi AS turun dari 45% menjadi 35%, sementara Barclays mencabut prediksi resesi ringan.

Michael Boutros dari StoneX mengatakan ada “banyak ketakutan berlebihan di pasar,” tetapi permintaan emas mungkin tetap tinggi selama ketidakpastian ekonomi berlanjut. Dia menambahkan, “Semakin tidak stabil kondisinya, semakin kuat dukungan untuk kenaikan harga emas.”

Dewan Emas Dunia memproyeksikan tren positif harga emas akan berlanjut sepanjang 2025. Dengan berbagai ketidakpastian global, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan.