Judul: RUU Sanksi Rusia Terlalu Keras, Donald Trump: Saya yang Memutuskan

Sabtu, 7 Juni 2025 – 12:52 WIB

Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan bahwa rancangan undang-undang di Senat tentang sanksi baru terhadap Rusia "sangat kuat". Karena itu, Trump akan memutuskan sendiri penerapan pembatasan baru terhadap Rusia.

Baca Juga:
Donald Trump Perkuat Industri Drone di Tengah Persaingan dari China

"Mereka punya RUU itu, tapi terserah saya. Itu pilihan saya. Mereka membuatnya begitu. Itu RUU yang sangat kuat," kata Trump di ruang pers Gedung Putih, seperti dilaporkan RIA Novosti, Sabtu, 7 Juni 2025.

Presiden Donald Trump berbicara di Lusail Palace, Doha, Qatar

Baca Juga:
Belum Berlaku, Tarif Trump Sudah Bikin Calon Pembeli Mobil Panik

Trump menyatakan tidak meminta Senat untuk melonggarkan pembatasan yang diusulkan dalam RUU itu. Sebelumnya, Wall Street Journal melaporkan pada Jumat, 6 Juni 2025, bahwa pemerintah Trump meminta Senator Republik Lindsey Graham untuk melemahkan isi RUU sanksi terhadap Rusia.

Baca Juga:
Pertikaian Panas Elon Musk dan Donald Trump Bikin Saham Tesla Anjlok

Laporan itu menyebut Gedung Putih khawatir bahwa sanksi yang terlalu ketat bisa mengganggu upaya Trump membangun dialog dengan Moskow dan mengakhiri konflik Ukraina. RUU tersebut, yang didukung lebih dari 80 senator, mengusulkan pembatasan terhadap pejabat penting Rusia dan sektor ekonominya, serta sanksi untuk negara-negara yang bekerja sama dengan Moskow.

Sebelumnya, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Presiden Trump mungkin punya pandangan sendiri tentang situasi di Ukraina, tetapi bagi Rusia, ini menyangkut kepentingan nasional dan masa depan negara.

"Presiden AS mungkin punya pendapatnya sendiri tentang apa yang terjadi. Bagi kami, ini soal eksistensi, kepentingan nasional, keamanan, dan masa depan anak-anak kami," kata Peskov kepada wartawan, Jumat, 5 Juni 2025. (Ant)

MEMBACA  Indonesia Resmi Mengajukan Keanggotaan CPTPP untuk Mendorong Ekspor

Trump vs Elon Musk: Pertengkaran Meledak, Saling Hina hingga Ancaman Kontrak Pemerintah

Hubungan yang dulu erat antara Presiden AS Donald Trump dan pengusaha Elon Musk kini berubah jadi permusuhan terbuka.

VIVA.co.id
7 Juni 2025