Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perhubungan, Suntana, menyatakan bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan masyarakat mengadopsi kebiasaan perjalanan baru yang berdampak positif dalam mencegah penularan virus di berbagai moda transportasi nasional.
Suntana menyampaikan hal tersebut saat menanggapi pertanyaan wartawan tentang peran layanan transportasi negara dalam upaya mengendalikan penyebaran COVID-19.
"Kami punya pengalaman; kami belajar dari bagaimana mengelola COVID-19, dan masyarakat telah mengembangkan pola perilaku (baru)," ujarnya di sela Konferensi Internasional tentang Infrastruktur (ICI) 2025 di Jakarta, Rabu.
Sebelum pandemi, banyak orang Indonesia kurang sadar akan pentingnya memakai masker saat sakit di ruang publik, terutama saat naik transportasi umum, katanya.
Ini berbeda dengan negara seperti Singapura, di mana kebiasaan melindungi diri sendiri sudah umum.
Namun, ia menekankan bahwa sekarang kesadaran di Indonesia telah meningkat signifikan, dengan banyak orang secara sukarela memakai masker saat tidak enak badan atau berada di keramaian.
"Bahkan jika harus keluar, banyak yang sekarang pakai masker. Lihat saja di kereta, banyak warga yang pakai masker," katanya.
Meski tidak merinci skenario pengencangan pembatasan perjalanan terkait COVID-19 di bandara, Suntana yakin kesadaran masyarakat pasca-pandemi akan jadi pertahanan utama melawan penularan baru.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan COVID-19, meskipun kasus dalam negeri terkendali dengan tingkat positifitas di bawah satu persen.
"Kami lihat ada kenaikan kasus di negara-negara ASEAN, jadi kami imbau semua di Indonesia untuk tetap hati-hati. Jika ada gejala seperti batuk, segera tes," sarannya dalam taklimat pers di Bandung, Selasa.
Menkes menegaskan bahwa sebagian besar infeksi saat ini berasal dari sub-varian virus yang tidak mematikan.
Berita terkait: Perkuat ketahanan kesehatan di tengah kenaikan kasus COVID-19: DPR
Berita terkait: Menkes imbau masyarakat tetap waspada terhadap COVID-19
Penerjemah: Muhammad Harianto, Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025