Pasukan Houthi yang Berani Mati Menantang Tentara Amerika dalam Pertempuran di Laut Merah

Minggu, 21 Januari 2024 – 21:14 WIB

VIVA – Milisi Houthi Yaman (Ansar Allah) kembali menantang pasukan militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris perang terbuka di Laut Merah. Sikap ini diutarakan langsung oleh Juru Bicara Houthi, Muhammad al-Bukhaiti.

Baca Juga :

Gawat, Pabrik Rudal Rusia Meledak Dihantam Drone Bunuh Diri Ukraina

Dalam langkah berani, Houthi Yaman telah menyatakan tantangannya terhadap pasukan Angkatan Laut AS (US Navy) dan Inggris (Royal Navy).

Tak hanya itu, al-Bukhaiti memastikan Houthi akan menjaga kapal-kapal yang tidak terkait dengan Israel, Amerika, Inggris dan negara-negara pendukung genosida di Gaza, Palestina

Baca Juga :

Presiden Amerika Ngaku Serangan 10 Hari di Yaman Gagal Total

Hal ini yang membuat Amerika geram. Pasalnya, Houthi justru memberikan jalur aman bagi kapal-kapal Rusia dan Tiongkok melalui Laut Merah yang strategis.

VIVA Milter: Kapal Amerika Serikat, M/V Genco Picardy, dihantam rudal Houthi

Baca Juga :

Indonesia Mendukung Palestina dengan Mengajukan Israel ke Pengadilan ICJ

“Keterlibatan mereka di Gaza, dan menegaskan bahwa kapal-kapal yang tidak terkait dengan Israel, bisaberoperasi dengan aman di wilayah itu,” ujar al-Bukhaiti.

“Kecerobohan AS dan Inggris telah menjadi bumerang. Kapal mereka kini dilarang menggunakan jalur perdagangan global yang penting,” katanya.

al-Bukhaiti juga mendesak agar Amerika dan Inggris berhenti ikut campur dalam agresi militer Israel di Gaza dan Tepi Barat. Sebab jika tidak, Houthi akan terus menebar teror bagi kapal-kapal milik mereka jika ada di Laut Merah.

“Hanya dengan cara ini kami akan segera menghentikan operasi kami di Laut Merah,” VIVA Militer dari Al Bawaba.

VIVA Militer: Milisi Houthi menyerang kapal kargo Galaxy Leader

Dalam laporan VIVA Militer sebelumnya, Presiden AS, Joe Biden, mengakui jika operasi militer di Yaman adalah sebuah kegagalan.

MEMBACA  Misi pemeliharaan perdamaian Indonesia di Gaza bergantung pada mandat PBB: Menteri Luar Negeri

Serangan pasukan militer Amerika Serikat dirasa Biden malah menyimpang dari sasaran negaranya, yang punya dalih mendamaikan konflik di Timur Tengah.

Akan tetapi, sejumlah pejabat tinggi Amerika justru menginginkan jika pasukannya tetap melancarkan serangan terhadap posisi Houthi. Namun dipastikan bukan dengan tujuan menginvasi Yaman.

“Apakah mereka (militer Amerika Serikat) menghentikan Houthi? Tidak. Apakah mereka akan melanjutkannya? Ya,” ucap Biden dilansir VIVA Militer dari Voice of America.

Halaman Selanjutnya

al-Bukhaiti juga mendesak agar Amerika dan Inggris berhenti ikut campur dalam agresi militer Israel di Gaza dan Tepi Barat. Sebab jika tidak, Houthi akan terus menebar teror bagi kapal-kapal milik mereka jika ada di Laut Merah.