Jumat, 28 November 2025 – 18:08 WIB
Jakarta, VIVA – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memberi tanggapan mengenai video kayu gelondongan yang hanyut terseret banjir di Sumatera Utara. Mereka menyebutkan kemungkinan besar kayu itu berasal dari Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT) yang berada di areal penggunaan lain (APL).
Baca Juga:
Penyelamatan Dramatis, Pasutri Lansia Dua Hari Terkurung Banjir di Aceh Barat
"Kita deteksi bahwa itu dari PHAT di APL. PHAT adalah Pemegang Hak Atas Tanah. Di area penebangan yang kita deteksi dari PHAT itu di APL, memang secara mekanisme untuk kayu-kayu yang tumbuh alami itu mengikuti regulasi kehutanan dalam hal ini adalah SIPU, Sistem Informasi Penataan Hasil Hutan," jelas Dirjen Penegakan Hukum (Gakkum) Kemenhut, Dwi Januanto Nugroho, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Jembatan di Sumut Terputus Diterjang Banjir
Baca Juga:
Wapres Gibran Ungkap 4 Hal Dilakukan Pemerintah Tangani Bencana di Sumatera
Dugaan sementara, katanya, adalah kayu bekas tebangan yang sudah lapuk dan kemudian terseret banjir. Pemeriksaan secara menyeluruh masih perlu dilakukan oleh tim Gakkum Kemenhut mengingat kejadian banjir masih terjadi sampai saat ini.
Dia mengakui bahwa Gakkum Kemenhut sering melakukan operasi membongkar modus operandi pencucian kayu ilegal hasil pembalakan liar melalui PHAT. Termasuk menemukan sejumlah kasus di wilayah yang sekarang terdampak banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Baca Juga:
Banjir dan Longsor Terjang Sumatera, DPR Desak Pemerintah Tetapkan Status Bencana Nasional
Ditanya apakah terdapat kemungkinan kayu-kayu tersebut merupakan hasil pencucian kayu ilegal lewat skema PHAT, Dwi Januanto menyatakan tidak mengesampingkan terdapat potensi kayu-kayu itu berasal dari modus yang serupa.
"Teman-teman masih ngecek, ya tapi kita sinyalir ke situ," jelasnya.
Sebelumnya, rekaman video yang diunggah di media sosial dan diduga berasal dari Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah di Sumatera Utara memperlihatkan kayu-kayu gelondongan yang ikut terbawa banjir.
Sejumlah warganet mengaitkan kayu-kayu tersebut dengan fenomena deforestasi di wilayah Sumatera yang terdampak banjir dan longsor dalam beberapa waktu terakhir. (Ant)