Ketegangan Akhirnya Berakhir
Pada Sabtu, 5 Juli 2025, Elon Musk mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama "Partai Amerika", dengan tujuan mengakhiri sistem "unipartai" yang dianggapnya dikuasai oleh Partai Republik dan Demokrat.
Ia melontarkan bom politik ini sekitar pukul 15.46 ET. "Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasanmu," tulisnya.
Dengan rasio 2 banding 1, kalian menginginkan partai baru dan kalian akan mendapatkannya!
Dalam hal menghancurkan negeri ini dengan pemborosan dan korupsi, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi.
Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasanmu.
— Elon Musk (@elonmusk) 5 Juli 2025
Tak lama setelah itu, ia tampak menikmati ribuan reaksi yang membanjiri unggahannya—kebanyakan dari pendukung gerakan Make America Great Again (MAGA) yang mengantar Donald Trump ke Gedung Putih pada 2016 dan 2024.
Musk terlihat sangat terhibur oleh kemarahan dan ketidakpercayaan banyak warganet.
"Elon bakal bikin AOC terpilih jadi Presiden," tulis seorang pendukung MAGA dengan nada tak percaya. "Ini gak masuk akal."
Elon bakal bikin AOC terpilih jadi Presiden.
Gak masuk akal.
— Pro America Politics (@ProTrading) [5 Juli 2025](https://twitter.com/ProTrading/status/1941585963643293752)
"Bagus, pecah-belah Partai Republik biar Demokrat menang. Strategi yang hebat," komentar orang lain dengan nada sarkastik, menyoroti kekhawatiran pecahnya suara konservatif.
Bagus, pecah-belah Partai Republik biar Demokrat menang. Strategi yang hebat 🙄
— Pray The Rosary (@PrayTheRosary12) 5 Juli 2025
"Nggak sabar nunggu legislasi tripartisan," canda seorang warganet, mengantisipasi kebuntuan politik.
Nggak sabar nunggu legislasi tripartisan. 😂
— MAZE (@mazemoore) 5 Juli 2025
Musk pun terlihat sangat menikmati drama tersebut.
"Balasan terhadap pengumuman ini comedy gold," tulisnya disertai emoji tertawa terbahak-bahak.Balasan terhadap pengumuman ini comedy gold 🤣🤣
— Elon Musk (@elonmusk) 5 Juli 2025
Seperti biasa, sang "Techno King" ini kembali mencuri perhatian di akhir pekan 4 Juli. Drama politik yang ia ciptakan bahkan mungkin terlalu rumit untuk ditulis oleh penulis skenario Hollywood sekalipun.
Presiden Trump, yang biasanya ahli memenangkan sorotan, kali ini hanya menjadi penonton. Peran utama sepenuhnya dipegang Musk.
Setelah itu, Musk mulai merinci venture politik barunya. Awalnya bernama "The America Party", ia kemudian menyingkatnya jadi "AMERICA", dengan bendera Amerika di kedua sisi namanya. Waktunya tepat—akhir pekan kemerdekaan AS—seolah mengambil alih narasi patriotik yang menjadi inti gerakan MAGA milik Trump, tapi dengan gayanya sendiri.
🇺🇸🇺🇸🇺🇸 AMERICA 🇺🇸🇺🇸🇺🇸
— Elon Musk (@elonmusk) 5 Juli 2025
Drama berlanjut dengan meme ular berkepala dua—lambang Partai Demokrat dan Republik—yang dibagikan oleh salah satu penggemarnya.
"Akhiri Uniparty," tulis pengguna itu.
"Ya," balas Musk, menyetujui pesan tersebut.
Ya
— Elon Musk (@elonmusk) 5 Juli 2025
Lalu, ada emoji roket. Bagi Musk, ini adalah "political flex"—sinyal bahwa "Partai Amerika" bukan sekadar simbol. Ia bermaksud mengganggu tatanan politik AS dengan pendekatan teknologisnya. Ini caranya menunjukkan kebebasan dan keingkaran terhadap norma. Bagi yang mengira ia berkompromi setelah mendanai kampanye Trump sebesar $290 juta, ini adalah jawabannya: tidak ada yang mengendalikannya.
Ini adalah bravado ala Elon Musk—sang "Techno King" yang selalu beroperasi di atas aturan biasa. Termasuk dalam politik.
Namun, banyak pertanyaan masih menggantung: Apa platform kebijakan Partai Amerika? Siapa kandidat yang akan diusung? Apa sebenarnya tujuan Musk?
Dengan menantang dua partai mapan, ia seolah mencari tantangan mustahil—seperti yang ia lakukan di Tesla dan SpaceX. Tetapi, apakah ia terlalu percaya diri dengan pengaruh politiknya?