Warga Palestina di Gaza mengklaim kembali ditembaki saat menuju pusat distribusi bantuan yang dijalankan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang didukung Israel dan AS, pada Senin lalu.
Saksi menyebutkan untuk pertama kalinya mereka ditembaki oleh orang bersenjata Palestina dekat lokasi GHF di wilayah Tal al-Sultan, Rafah, selatan Gaza. Mereka juga melaporkan pasukan Israel ikut menembak.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyatakan enam orang tewas dan 99 luka-luka dari area yang ditunjuk untuk pengambilan bantuan.
Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki laporan tersebut. Sementara GHF menyatakan lokasi di Tal al-Sultan tidak dibuka pada Senin, dan tidak ada insiden di dua lokasi lain yang tetap membagikan bantuan.
Ini terjadi beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel mengakui bahwa mereka mempersenjatai klan Palestina di Gaza yang menentang Hamas.
Hampir setiap hari sejak GHF mulai mendistribusikan bantuan pada 26 Mei, terjadi insiden mematikan di dekat salah satu dari empat pusat yang telah dibuka. Puluhan warga Palestina tewas saat mendekati satu lokasi di Tal al-Sultan, Rafah, melalui rute yang melintasi zona militer Israel.
Dalam insiden sebelumnya, saksi menyatakan pasukan Israel menembaki kerumunan. Militer Israel membantah menembak warga sipil di dalam lokasi, tetapi mengakui menembak "tersangka" yang mengabaikan tembakan peringatan dan mendekati mereka.
Pada insiden Senin, warga di lokasi mengatakan orang bersenjata Palestina juga menembak mereka, selain pasukan Israel. Mereka menduga kelompok tersebut bersekutu dengan pasukan Israel, karena beroperasi di dekat mereka dan mundur ke zona militer Israel.
Saksi Hisham Saeed Salem bercerita melihat sekelompok pemuda berpakaian sipil dengan wajah tertutup saat hendak mengambil bantuan. “Awalnya kami kira mereka relawan, tapi tiba-tiba mereka menembak kami. Bahkan yang sudah dapat bantuan ditargetkan. Kami tak tahu siapa mereka—beberapa merampas barang kami dalam keributan,” ujarnya.
Mohammed Sakout menambahkan, “Beberapa pemuda ditembak mati di belakang saya. Saya nyaris tewas—peluru melintas beberapa senti dari kepala.”
Di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Mohammed Kabaga yang terluka tembak di leher mengatakan, “Kelompok bersenjata bermasker yang mengatur antrean tiba-tiba menembak kami. Saat berdiri, peluru menghantam saya hingga jatuh pingsan.”
IDF menyatakan sedang menyelidiki laporan. GHF mengklaim dua lokasi lain di Rafah dan Wadi Gaza beroperasi tanpa insiden. Namun, akun Facebook GHF menyebut pusat Tal al-Sultan ditutup karena "kerumunan kacau."
John Acree, direktur sementara GHF, menyatakan lebih dari 11 juta paket makanan telah didistribusikan dalam dua minggu terakhir “tanpa cedera atau insiden besar.” Namun, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 127 tewas dan 1.287 luka-luka di area distribusi bantuan dalam periode sama.
GHF, yang memakai kontraktor keamanan AS, bertujuan menggeser PBB sebagai penyuplai utama bantuan. PBB dan kelompok bantuan lain menolak bekerja sama, menyebut sistem ini melanggar prinsip netralitas dan independensi.
Mereka memperingatkan 2,1 juta penduduk Gaza menghadapi kelaparan parah setelah blokade total Israel selama hampir tiga bulan, yang baru sedikit dilonggarkan tiga minggu lalu.
AS dan Israel berargumen sistem GHF mencegah bantuan dicuri Hamas—klaim yang dibantah Hamas.
Militer Israel melancarkan operasi di Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.
Sejak itu, setidaknya 54.927 orang tewas di Gaza menurut Kementerian Kesehatan setempat.