Kepala pengawas nuklir memperingatkan serangan Israel bisa memperkuat tekad Iran soal senjata nuklir saat diplomasi mandek.
Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran dapat mendorong Teheran lebih dekat ke pengembangan senjata nuklir, sementara negosiasi tidak langsung antara AS dan Iran terus berlangsung melalui mediasi Oman.
Dalam wawancara dengan i24 News dan The Jerusalem Post, Grossi mengatakan pejabat Iran telah memperingatkannya tentang konsekuensi potensial dari serangan tersebut.
“Serangan berpotensi memiliki efek pemersatu, mengukuhkan tekad Iran—saya akan mengatakannya terus terang—untuk mengejar senjata nuklir atau menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir,” ujarnya dalam wawancara yang diterbitkan Senin lalu.
Grossi menambahkan bahwa ia tidak yakin Israel akan melancarkan operasi semacam itu.
“Tapi satu hal pasti,” katanya, “Program [Iran] sangat luas dan dalam. Dan ketika saya bilang ‘dalam’, saya serius. Banyak fasilitas ini terlindungi dengan sangat baek. Mengganggu mereka membutuhkan kekuatan yang luar biasa dahsyat.”
Pernyataannya muncul saat Iran menyiapkan tawaran balasan terhadap proposal AS untuk kesepakatan nuklir baru.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengatakan pada Senin bahwa tawaran AS kekurangan elemen kunci dan gagal memenuhi tuntutan pencabutan sanksi—permintaan lama Teheran.
“Kami segera akan ajukan proposal kami sendiri melalui Oman setelah finalisasi,” kata Baghaei tanpa merincikan detail.
Ia juga mengkritik laporan terbaru IAEA tentang program nuklir Iran sebagai “tidak seimbang”, menuduhnya mengandalkan “dokumen palsu” dari Israel. IAEA baru-baru ini menyebut kerjasama Iran “kurang memuaskan”, khususnya dalam mengklarifikasi aktivitas nuklir masa lalu di lokasi yang tidak dideklarasikan.
AS dan Iran berusaha capai kesepakatan nuklir baru setelah perjanjian 2015 dihentikan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2018 di masa jabatan pertamanya.
Dalam komentar mengejutkan pekan lalu, Trump mengatakan ia telah memperingatkan PM Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak membahayakan negosiasi yang rapuh ini.
“Saya bilang padanya ini tidak tepat dilakukan sekarang karena kita sangat dekat dengan solusi,” kata Trump.
Masih belum jelas kaji putaran berikutnya negosiasi tidak langsung akan berlangsung. Baghaei menyatakan pembicaraan berlanjut tetapi tidak memberikan tanggal pertemuan selanjutnya.