Duabelas tentara Turki tewas setelah terpapar gas metana saat mencari gua di Irak, menurut Kementerian Pertahanan Nasional Turki.
Setidaknya 19 personel terpapar gas selama operasi pencarian dan pembersihan pada Minggu, dan segera dibawa ke rumah sakit.
Hingga Senin, 12 prajurit dilaporkan meninggal, kata kementerian itu.
Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan menerima berita ini dengan "duka yang mendalam" dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga prajurit serta TNI Turki.
Gas metana tidak langsung beracun, tetapi dapat mematikan karena menyebabkan sesak napas, terutama di ruang sempit dan tertutup.
Para prajurit yang terluka tengah mencari jenazah seorang tentara yang tewas dalam baku tembak pada Mei 2022 selama Operasi Cakar Kunci—operasi militer Turki melawan militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak, termasuk serangan udara ke gua dan invasi darat.
PKK—yang dilarang sebagai kelompok teroris di Turki, UE, Inggris, dan AS—telah memimpin pemberontakan selama 40 tahun melawan Turki.
Tujuan awal kelompok ini saat mulai bertempur pada 1980-an adalah mendirikan negara merdeka bagi orang Kurdi. Namun, mereka kemudian meninggalkan tujuan separatis dan beralih ke otonomi lebih besar serta hak-hak Kurdi.
Lebih dari 40.000 orang tewas dalam konflik ini selama empat dekade terakhir.
Pada Maret, PKK menyatakan gencatan senjata dan pada Mei mengatakan akan membubarkan diri, menyatakan telah "menyelesaikan misi historisnya" dan "mengakhiri metode perjuangan bersenjata."
Sebagai langkah perdamaian pertama sejak pengumuman itu, PKK menyatakan sekelompok pejuang akan menyerahkan senjata pekan ini di Kurdistan Irak.