Selama kunjungan ke Uzbekistan pada Senin, Perdana Menteri Slovakia Robert Fico menyatakan bahwa negara-negara otoriter mungkin lebih efisien secara ekonomi dibanding demokrasi dan menyerukan evaluasi ulang terhadap model demokrasi Eropa.
Fico mengatakan Eropa harus mempertimbangkan mereformasi sistem pemerintahannya yang berbasis pemilu bebas agar tetap kompetitif di tingkat global. Ia memuji negara-negara seperti Uzbekistan, China, dan Vietnam atas kemampuannya bertindak lebih tegas dalam urusan ekonomi.
Didesak wartawan, Fico menegaskan bahwa ia tidak menyerukan penghapusan demokrasi, tetapi berargumen bahwa melibatkan terlalu banyak partai politik dalam pengambilan keputusan melemahkan kemampuan negara untuk bertindak.
“Kalau ada seratus partai politik, Anda tidak bisa bersaing,” ujarnya. “Jika pemerintahan terdiri dari empat entitas politik, Anda tidak bisa berkompetisi.”
Fico, yang kembali berkuasa pada 2023 untuk masa jabatan keempat, menghadapi protes besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir, dengan kritikus menudingnya memiliki kecenderungan otoriter dan menjalankan kebijakan luar negeri yang pro-Rusia. Sebelumnya, ia menanggapi dengan menyebut oposisi liberal berusaha menggulingkan hasil pemilu melalui tekanan jalanan.