Penundaan Keputusan Trump untuk Mengebom Iran Selama Dua Minggu Membuat Pasar AS dalam Kondisi Menunggu


Penundaan dua minggu Trump buat keputusan ngebom Iran bikin ketidakpastian yg nahan investor (dan bisnis) dari ambil keputusan. Walau “indeks ketakutan” turun, pasar AS masih sedikit turun di perdagangan pra-pasar.

Investor gak terlalu lega setelah Presiden Trump nunda keputusan ngebom Iran selama 2 minggu. Saham masa depan AS turun sekitar 0.2% setelah libur Juneteenth, nunjukin kekhawatiran bukan cuma soal perang potensial—tapi juga soal kebingungan.

Masalahnya? Investor gak liat penundaan 2 minggu ini sebagai kesempatan diplomasi yg bisa hindari hasil terburuk: Iran kena bom blokir pengiriman minyak lewat Selat Hormuz dan naikin harga minyak ke $130.

Mereka lebih liat ini sebagai nunda masalah aja. Ketakutannya bukan eskalasi, tapi ketidakpastian panjang tanpa solusi jelas.

“Artinya 2 minggu ketidakpastian buat pasar finansial, tapi investor tetep anggap konflik Timur Tengah sebagai masalah ekonomi lokal, bukan global,” kata Paul Donovan, kepala ekonom UBS, dalam catatan pagi yg dilihat Fortune.

Nyatanya, walau saham AS datar Jumat pagi (seperti sepanjang tahun), saham Eropa dan sebagian Asia naik (seperti sepanjang tahun). Hang Seng Hong Kong dan Nifty 50 India sama-sama lompat 1.3%, sementara STOXX Europe 600 dan FTSE London naik 0.6%—dan DAX Jerman naik 1%. Sepanjang tahun, S&P 500 naik 1.7% sementara STOXX Europe 600 naik 5.6%.

“Ketegangan Timur Tengah jadi potensi guncangan buruk buat ekonomi yg udah lemah,” tulis Nicola Nobile, kepala ekonom Italia Oxford Economics, dalam catatan tentang ekonomi zona Euro. “Seperti yg kami tunjukin, bahkan skenario terburuk harga minyak bakal punya dampak yg bisa diatasi.”

Perbedaan sentimen ini karena ketidakpastian.

Penundaan Trump mirip pola yg lebih luas—soal tarif, TikTok (dia perpanjang deadline jual TikTok 90 hari Kamis), dan sekarang Iran. Istilah “TACO trade” (Trump Always Chickens Out) mungkin menarik, tapi buat pasar, ini tunjukin kurang kejelasan yg bikin eksekutif dan investor ragu.

MEMBACA  Pasar saham hari ini: Saham China naik di tengah kabar stimulus yang samar

Jumat kemarin, VIX—indeks ketakutan Wall Street—turun 7.9% setelah melonjak karena isu perang. Tapi masih naik 18% tahun ini.

Ini ringkasan pergerakan pasar global pagi ini:

Kospi Korea Selatan naik 1.5%.

Nifty 50 India naik 1.3%.

Pasar AS tutup kemarin buat Juneteenth. Saham masa depan S&P 500 turun 0.2% di perdagangan pra-pasar hari ini.

FTSE 100 Inggris naik 0.6% di perdagangan siang.

Indeks SSE China turun 0.1%.

Nikkei 225 Jepang turun 0.2%.

Hang Seng Hong Kong naik 1.3%.

Perkenalkan Fortune 500 2025, ranking perusahaan terbesar di Amerika. Lihat daftar tahun ini.