Jerome Powell dan Federal Reserve Pertahankan Suku Bunga Tetap Meski Tekanan Besar dari Trump untuk Menurunkannya

Bank Sentral AS (The Fed) mempertahankan suku bunga pada hari Rabu, meski ada tekanan dari Presiden Donald Trump dan retorikanya yang semakin keras.

Fed memang sudah menurunkan suku bunga beberapa kali akhir tahun lalu, tapi tetap stabil dalam empat pertemuan terakhir. Kali ini, suku bunga dipertahankan di kisaran 4,25% – 4,5%, lebih rendah dari puncaknya dua tahun lalu tapi masih lebih tinggi dibanding masa pra-COVID (1,5% – 1,75%). Fed menyebut rendahnya pengangguran dan pasar tenaga kerja yang kuat sebagai alasan keputusan ini.

Ada dua anggota Fed, Michelle Bowman dan Christopher Waller, yang tidak setuju. Ini pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir dua gubernur berselisih pendapat dalam satu rapat.

Ekonomi AS masih stabil meski ada peringatan resesi karena kebijakan tarif Trump. Tingkat pengangguran turun sedikit jadi 4,1% di Juni dan tetap stabil dalam 12 bulan terakhir. Pertumbuhan GDP kuartal II juga naik 3%, setelah minus 0,5% di kuartal I.

Stabilitas pengangguran dan pertumbuhan GDP mungkin jadi alasan Fed tidak mengubah suku bunga. Tapi, menurut analis, ada kelemahan dalam konsumsi masyarakat dan investasi bisnis. Inflasi inti (tidak termasuk makanan & energi) juga naik jadi 2,9% di Juni.

Trump terus mengkritik Fed karena tidak menurunkan suku bunga sesuai keinginannya. Dia bahkan meminta ketua Fed Jerome Powell mundur dan menjulukinya “Mr. Late”. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif 25% untuk impor dari India, dengan alasan India membeli banyak senjata dan energi dari Rusia.

Beberapa pakar memperkirakan Fed akan memotong suku bunga dua kali di kuartal IV, masing-masing 50 basis poin. Tapi Fed mungkin masih menunggu data lebih lanjut, terutama efek kebijakan Trump di paruh kedua tahun ini.

MEMBACA  Loop Capital Meningkatkan Saham Charter Communications (CHTR) menjadi Beli, Meningkatkan PT