Badung, Bali (ANTARA) – Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, menekankan pentingnya mengatasi masalah sampah dari hulu atau tingkat rumah tangga melalui pemilahan sampah dan memastikan ada pihak yang mengumpulkan sampah.
“Satu masalah yang sangat menyulitkan kepala daerah… adalah masalah sampah. Banyak kepala daerah tidak menanganinya karena sangat rumit,” katanya di Badung, Bali, pada Sabtu.
Menurut Sugiarto, Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah per tahun, dan 5,4 juta ton di antaranya adalah plastik. Tiga juta ton sampah plastik tersebut berakhir di laut setiap tahunnya, itulah sebabnya pemerintah daerah perlu bertindak atas masalah ini, tambahnya.
“Tidak mungkin menjadi negara maju pada 2045 jika kita tidak menyelesaikan masalah sampah dan sampah plastik yang dibuang ke laut,” ujarnya.
Dia menyebutkan tiga faktor untuk mengatasi masalah sampah—penggantian (substitusi), ekosistem ekonomi, dan penanganan dari hulu ke hilir.
“Saya pikir, sampai saat ini, belum ada pengganti plastik yang terbukti efektif,” katanya.
Dalam hal ekosistem ekonomi, kepala daerah perlu berhati-hati dalam menjaga keseimbangan karena kebijakan yang diambil pemerintah daerah bisa mengganggu operasi bisnis jangka panjang.
Untuk upaya penanganan sampah dari hulu ke hilir, dia menekankan perlunya pemahaman yang baik dari pemerintah daerah tentang pengelolaan sampah.
Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup, 13,7 juta ton sampah di Indonesia tidak terkelola pada tahun 2024.
Penerjemah: Ni Putu, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025