Puluhan Warga Tertipu Sewa Kontrakan Palsu di Bekasi, Uang Rp3,7 Miliar Lenya! 🔹 Modus Penipuan Properti Marak 🔹 Korban Rugi Miliaran Rupiah 🔹 Pelaku Masih Diburu Polisi #KasusPenipuan #Bekasi #HatiHatiSewaKontrakan

Jumat, 18 Juli 2025 – 20:34 WIB

Kota Bekasi, VIVA – Polres Metro Bekasi Kota sedang menyelidiki kasus dugaan penipuan dengan modus kontrakan fiktif milik Karsih (48). Kontrakan tersebut ditawarkan dengan harga murah di Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Baca Juga:
Terungkap! Mayat Wanita Terborgol di Cisauk Dibunuh, Pelaku Ternyata Tiga Orang

Total ada 62 korban dalam kasus ini. Kontrakan fiktif milik Karsih dijual seharga Rp75-125 juta lewat Facebook oleh Yurike alias Rike Herlanda sebagai makelar. Calon pembeli bisa menawar hingga Rp60 juta per unit.

Karsih mengaku butuh uang cepat, sehingga berani jual kontrakan dengan harga murah. Namun, setelah korban bayar Rp70 juta, Karsih hilang kontak. Ketika korban cek lokasi, rumah yang seharusnya jadi milik mereka ternyata sudah hancur.

Baca Juga:
Jasad Wanita Terborgol Ditemukan Membusuk di Semak-Semak Cisauk, Pakai Jas Hujan Pink

Kepala Satreskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Binsar Hatorangan, mengonfirmasi bahwa korban sudah melapor.
"Iya betul (korban sudah melapor). Pelapornya Karsih," ujarnya, Jumat, 18 Juli 2025.

Baca Juga:
Pembunuh Pria ‘Bersarung’ di Tangsel Ternyata Anak Punk, Alasannya Habisi Korban Bikin Geram

Polres Bekasi Kota telah menerima 22 laporan polisi terkait kasus ini. Beberapa saksi sudah diperiksa, dan kerugian sementara diperkirakan Rp3,7 miliar. Polisi masih memburu Karsih.

"Kami sudah cek TKP, periksa saksi korban, saksi lingkungan, dan kumpulkan dokumen bukti," kata Binsar.

Momen Bahagia Berubah Duka, 3 Tewas di Acara Makan Gratis Pernikahan Wabup Garut-Anak Dedi Mulyadi
3 orang meninggal saat acara makan gratis pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dengan Maula Akbar, anak Dedi Mulyadi.

VIVA.co.id
18 Juli 2025

MEMBACA  Warga Moldova memilih dalam putaran pemungutan suara presiden yang penting. Namun penipuan pemilih mengancam demokrasi negara tersebut.