loading…
Salim hidup dengan mulia, membela orang-orang lemah di hadapan penguasa yg zalim, sampai wafatnya diantar ribuan orang dan membuat Khalifah Hisyam ibn Abdil Malik merasa cemburu melihatnya. Foto ilustrasi/ist
Kisah hikmah ini berasal dari salah satu sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Salim Maula Abu Hudzaifah. Sahabat yang perjalanan hidupnya sangat menginspirasi hingga syahid di medan perang.
Salim radhiallahu’anhu (RA) adalah hamba sahaya milik Abu Hudzaifah RA, seorang sahabat Nabi yg terhormat dan termasuk golongan pertama yg memeluk Islam. Karena itulah ia dikenal dengan nama Salim Maula Abu Hudzaifah RA.
Ustaz Salim A Fillah (penulis buku-buku Islami) melalui akun IG-nya @salimafillah bercerita, bahwa selain Abu Ubaidah ibn Jarrah dan Mu’adz ibn Jabal, Sayyidina Umar pernah berkata bahwa jika Salim Maula Abi Hudzaifah masih hidup, ia akan diangkat sebagai khalifah setelah Umar wafat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) pernah bersabda: “Ambillah Al-Qur’an dari empat orang: Abdullah ibn Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Ubay ibn Ka’b, dan Mu’adz ibn Jabal.”
Dalam perang Yamamah, ia berjuang berdampingan dengan mantan tuannya yg sangat ia cintai. “Alangkah buruknya jika aku penghafal Al-Qur’an, tapi pertahanan muslim jebol karena aku.”
“Tidak wahai Salim,” kata Abu Hudzaifah, “Justru kamulah sebaik-baik pembawa Al-Qur’an.” Keduanya terus berjuang sampai syahid bersama dan dikuburkan dalam satu liang.
Sosok Salim bin Abdullah
Tidak sampai 10 tahun kemudian, tiga putri Kisra Persia masuk Islam. Yang tertua dinikahi Muhammad ibn Abi Bakr Ash Shiddiq, yang bungsu oleh Husain ibn Ali ibn Abi Thalib, dan yg tengah menjadi istri Abdullah ibn Umar Al-Khatthab. Dari mereka lahir 3 dari 7 Fuqaha Madinah yg bersepupu: Al Qasim ibn Muhammad, ‘Ali Zainal ‘Abidin ibn Husain, dan Salim ibn ‘Abdillah.