Senin, 3 November 2025 – 17:54 WIB
Jakarta, VIVA – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan mengganti nama tanggul Baswedan di Jati Padang, Jakarta Selatan. Tanggul tersebut diketahui pernah jebol saat hujan deras mengguyur ibu kota beberapa hari yang lalu.
Baca Juga :
Detik-detik Pencuri Motor di Kantor Ekspedisi Tangerang Lepaskan Tembakan Saat Kegep
“Besok saya memang akan pergi ke tanggul Baswedan dan namanya akan tetap tanggul Baswedan di Jati Padang,” kata Pramono di Jakarta, Senin.
Pramono mengatakan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta sudah menyelesaikan perbaikan tanggul Baswedan.
Baca Juga :
Gempa Magnitudo 6,3 Guncang Afghanistan Tewaskan 20 Orang
“Saya sudah memerintahkan dinas sumber daya air untuk mengatasi masalah itu. Pada saat kejadian (Jumat), tanggul segera bisa ditangani,” ujarnya.
Gubernur Jakarta Pramono Anung
Photo : tvOnenews/Abdul Gani Siregar
Baca Juga :
KPK Usut Kasus Baru Dugaan Korupsi Pengadaan Minyak Mentah
Sementara itu, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta menyampaikan bahwa tanggul di Jati Padang menjadi satu dari lima titik tanggul yang roboh di Jakarta Selatan. Ini disebabkan hujan yang sangat lebat pada Kamis malam, 30 Oktober 2025.
Keempat tanggul lain yang jebol adalah Tanggul di Kemang Village (Lippo Mall Kemang), tanggul di Kali Krukut segmen Plaza Bisnis Kemang, tanggul di Jalan Kemang Utara IX, Mampang Prapatan; serta tanggul di Jalan Taman Kemang Bangka (sebelah Wisma Anugraha) dari aliran Kali Krukut.
Selain jebol, ada juga tiga tanggul di tiga titik yang longsor di Jakarta Selatan, yaitu di Jalan Kemuning, Pejaten Timur, Pasar Minggu dari aliran Kali Ciliwung.
Kemudian, di Jalan Gunuk Raya, Pejaten Timur, Pasar Minggu dari aliran Kali Ciliwung; serta di Jalan Adityawarman, Selong, Kebayoran Baru dari aliran PHB Adityawarman.
Dinas SDA DKI menjelaskan bahwa kerusakan tanggul disebabkan oleh tekanan debit air yang tinggi di Kali Krukut, Kali Mampang, dan PHB (saluran penghubung) Pulo. Sementara itu, longsoran terjadi karena pengikisan dinding tanggul oleh curah hujan yang ekstrem.
Sebagai tindak lanjut, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan melakukan penanganan darurat dengan membangun tanggul sementara memakai karung berisi pasir untuk menahan limpasan air di lokasi-lokasi yang terdampak.
“Kami sudah menurunkan tim ke seluruh titik kerusakan untuk melakukan penanganan darurat. Saat ini kami fokus mencegah limpasan air supaya tidak meluas ke pemukiman warga,” ungkap Hendri, Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, di titik-titik yang longsor telah dilakukan pemasangan crucuk kayu dolken dan karung pasir sebagai langkah sementara.