Judul: Dari Mi Rumput Laut hingga Kolagen Ikan, Inovasi KKP Siap Mengubah Gaya Hidup Anda (Visual: Tata letak rapi dengan font modern dan warna menarik, tanpa tambahan teks atau komentar lainnya.)

Selasa, 12 Agustus 2025 – 05:02 WIB

Jakarta, VIVA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berinovasi menciptakan produk turunan dari hasil perikanan. Tujuannya untuk mendukung program hilirisasi sekaligus meningkatkan angka konsumsi ikan di Indonesia.

Baca Juga:
BTN Uji Coba Model Baru Penagihan Kredit Bermasalah Berbasis Klaster Wilayah

Langkah ini juga diikuti dengan pengenalan produk secara rutin ke masyarakat. Tujuannya agar produk ini bisa jadi peluang usaha atau menambah pengetahuan tentang cara mengolah hasil perikanan.

Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) KKP sudah menciptakan 244 produk inovatif. Produk-produk ini mudah diolah di rumah dan berpotensi jadi peluang usaha.

Baca Juga:
Kolaborasi Dunia Riset dan Sektor Swasta Jadi Kunci Akselerasi Agenda Keberlanjutan

Sebanyak 143 produk olahan sudah diadopsi dan dikembangkan oleh pelaku usaha. Yang paling banyak dikembangkan adalah abon lembaran dan bakso ikan.

“Peluang usaha (hilirisasi) ini sangat besar. Kami juga ingin membangun kebiasaan makan ikan dengan menyediakan produk olahan yang inovatif, mudah diolah, dan menarik. Selain itu, kami ingin menghilangkan persepsi negatif seperti bau amis, alergi, atau takut duri,” jelas Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Tornanda Syaifullah, dalam siaran resminya.

Baca Juga:
Mengubah Wajah Industri dengan Transformasi Digital

Dengan memaksimalkan Mobil Alih Teknologi dan Informasi (ATI), tim BBP3KP juga rutin menyosialisasikan ratusan produk berbahan baku ikan dan rumput laut ke masyarakat di berbagai daerah.

Sasaran program ini meliputi ibu rumah tangga, anggota PKK, hingga pelajar. Beberapa produk hilirisasi yang diperkenalkan antara lain abon ikan lembaran, mie kristal dari rumput laut, dan cookies ikan.

MEMBACA  Pinjaman Subprima dan Superprima Meningkat, Pertanda Ekonomi Berbentuk K yang 'Mengundang Masalah Serius'

Ada juga produk biofarmakologi yang memanfaatkan hasil samping perikanan, seperti albumin dan kolagen yang diekstrak dari kulit dan tulang ikan.

Melalui Mobil ATI, BBP3KP melakukan pendekatan langsung ke masyarakat untuk mengenalkan berbagai produk dan manfaat makan ikan. Selama ini, literasi gizi menjadi tantangan utama dalam meningkatkan konsumsi ikan.

“Masih banyak masyarakat yang enggan makan ikan karena kurang paham manfaatnya atau belum tahu cara mengolah yang variatif,” jelasnya.

Salah satu kegiatan terbaru Mobil ATI berlangsung di Leuwikaret, Bogor, Jawa Barat. BBP3KP berkolaborasi dengan mahasiswa KKN STKIP Arrahmaniyah untuk memperluas jangkauan edukasi.

Kampanye makan ikan ini sejalan dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Ia terus mendorong peningkatan konsumsi ikan melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan menu ikan bergizi gratis.

Upaya ini diharapkan bisa meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat sekaligus mendukung kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha perikanan di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Ada juga produk biofarmakologi dengan memanfaatkan hasil samping perikanan, seperti albumin dan kolagen yang diekstrak dari kulit dan tulang ikan.