Prancis Memilih dalam Putaran Kedua Pemilihan Parlemen sementara sayap kanan jauh membidik kekuasaan | Berita Emmanuel Macron

Parpol yang berhaluan kanan jauh, National Rally, diprediksi akan memenangkan suara terbanyak namun kemungkinan tidak mencapai mayoritas.
Voting telah dibuka untuk pemilihan parlemen Prancis, yang akan menentukan masa depan politiknya yang bisa melihat kanan jauh menjadi partai terbesar di parlemen untuk pertama kalinya.
Jajak pendapat memperkirakan National Rally (RN) dan sekutunya kemungkinan akan memenangkan suara terbanyak dalam pemilu hari Minggu ini namun kemungkinan tidak mencapai mayoritas mutlak.
Voting dimulai pukul 8 pagi dan akan ditutup antara pukul 6 sore dan 8 malam di kota-kota besar. Sekitar 30.000 polisi, termasuk 5.000 di Paris, telah dikerahkan di seluruh negara.
Presiden Macron yang berhaluan tengah memanggil pemilihan cepat tiga tahun lebih awal setelah aliansi politiknya kalah telak dalam pemilihan Parlemen Eropa bulan Juni, sebuah taruhan yang banyak pengamat percayai gagal.
Setelah keluar sebagai pemenang dalam putaran pertama pemilu 30 Juni, kemenangan RN bisa mengukuhkan protege Marine Le Pen dan pemimpin partainya Jordan Bardella, 28 tahun, sebagai perdana menteri.
Banyak orang di Prancis masih bingung mengapa Macron memanggil pemilu yang tidak diwajibkan untuk diadakan yang bisa berakhir dengan RN menggandakan kehadirannya di parlemen dan jumlah anggota parlemen sentrisnya berkurang separuh.
Tetapi presiden, yang dikenal dengan kegemarannya akan gerakan teatrikal, tampak bertekad untuk melaksanakan apa yang ia sebut “penjelasan” politik Prancis yang ia harapkan akhirnya akan meninggalkan tiga kubu yang jelas dari kanan jauh, tengah, dan kiri keras.
Front Populer Baru (NFP), aliansi partai kiri yang dipimpin oleh Jean-Luc Melenchon, diproyeksikan berada di posisi kedua, dengan aliansi Macron Ensemble (Bersama) diprediksi akan finis ketiga.

MEMBACA  Panel pemilihan India mencari tanggapan atas keluhan terhadap Modi, Rahul Gandhi