Pemerintah Inggris berusaha mencegah kerusuhan yang terjadi di kampus-kampus Amerika.

LONDON (AP) – Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak meminta berakhirnya “penyalahgunaan antisemitik” di universitas-universitas Inggris saat protes terhadap perang di Gaza melebar dan pemerintah mencoba mengatasi kerusuhan yang terjadi di kampus-kampus Amerika dalam beberapa minggu terakhir.

Komentar tersebut muncul saat Sunak dan menteri pendidikan-nya bersiap untuk bertemu dengan para pemimpin universitas pada hari Kamis di kantor Perdana Menteri di Downing Street.

“Sebuah minoritas vokal di kampus-kampus kita mengganggu kehidupan dan studi rekan-rekan mahasiswa mereka dan, dalam beberapa kasus, menyebar penindasan dan penyalahgunaan antisemitik,” ujar Sunak dalam sebuah pernyataan. “Ini harus dihentikan.”

Para pengunjuk rasa pro-Palestina telah mulai membangun perkemahan di universitas-universitas di seluruh Inggris selama dua minggu terakhir saat mahasiswa dan akademisi menyerukan institusi-institusi tersebut memutuskan hubungan dengan Israel atas serangan militer di Jalur Gaza.

Sejumlah perkemahan telah dibangun di universitas-universitas termasuk Oxford dan Cambridge dalam beberapa hari terakhir. Demonstrasi tersebut hingga saat ini relatif kecil dan damai, namun beberapa mahasiswa Yahudi telah menyatakan kekhawatiran tentang antisemitisme.

Jumlah insiden antisemitik di kampus-kampus universitas Inggris melonjak tiga kali lipat tahun lalu saat ketegangan meningkat atas perang di Timur Tengah, menurut Communities Security Trust, yang berusaha memerangi antisemitisme di Britania Raya.

MEMBACA  Komunitas global gagal melindungi warga sipil yang tak bersalah