Judul: Anggur Hijau Berkadar Sianida di Menu MBG Dikritik DPR, Mentan Akan Dimintai Keterangan Rekap: DPR menyoroti temuan anggur hijau terkontaminasi sianida yang disajikan di Mal, Bali, dan Gianyar (MBG). Kementerian Pertanian akan dimintai penjelasan resmi mengenai hal ini.

Kamis, 6 November 2025 – 22:34 WIB

Jakarta, VIVA – Anggota Komisi IV DPR RI, Rajiv, memberikan perhatian khusus terhadap beredarnya buah anggur hijau di program makanan bergizi gratis (MBG) yang diduga mengandung zat kimia berbahaya sianida (CN). Kadarnya mencapai 30 miligram per liter.

Baca Juga :

Dana MBG Rp1 Miliar Raib, Dedi Mulyadi: Segera Tangani, Itu Uang Negara

Dia menyatakan, temuan anggur hijau berkandungan sianida oleh Satuan Penyelenggara Program Gizi (SPPG) Polres Sukoharjo, Jawa Tengah ini harus menjadi peringatan keras bagi pemerintah supaya tidak mengabaikan rantai pengawasan impor bahan pangan.

“Semua buah impor yang beredar di Indonesia tidak boleh masuk tanpa ada izin rekomendasi impor produk holtikultura (RIPH) dan surat persetujuan impor (SPI) dari Kementerian Pertanian,” ujar Rajiv dalam keterangannya, Kamis, 6 November 2025.

Baca Juga :

Puluhan Siswa SDN di Cirebon Diduga Keracunan MBG, Menunya Soto Ayam

Politisi Nasdem itu menegaskan, Komisi IV DPR akan meminta data lengkap kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengenai bagaimana caranya anggur hijau mengandung sianida itu bisa lolos dari pengawasan.

“Komisi IV akan minta data ke Menteri Pertanian tentang proses penerbitan RIPH sampai pengawasan di Karantina Pertanian. Izin impor anggur ini perlu dipertanyakan, kenapa produk yang ada sianidanya bisa masuk,” tuturnya.

Baca Juga :

Mensos Bilang Lansia dan Disabilitas Bakal Dapat MBG Tahun Depan

Menurut dia, produk buah yang mengandung sianida ini sangat berbahaya. Ini bukan cuma masalah pelanggaran standar mutu, tetapi sudah masuk ke ancaman langsung bagi keamanan dan keselamatan konsumen.

“Coba bayangkan, kalau tidak ada pengawasan SPPG yang periksa dengan teliti, tentu sangat berbahaya untuk anak-anak, keluarga, atau penerima manfaat program MBG yang bisa kena racun berbahaya itu. Apalagi dipakai di SPPG,” tegasnya.

MEMBACA  Dana saham pasar berkembang menarik investor yang melarikan diri dari aset AS yang terlalu bernilai

Rajiv juga mengapresiasi SPPG Polres Sukoharjo yang bekerja dengan teliti dan profesional dalam menjaga mutu makanan bergizi gratis tersebut. Menurutnya, tindakan cepat aparat tersebut membuktikan bahwa fungsi pengawasan di lapangan masih menjadi benteng terakhir yang efektif.

“Kami apresiasi kerja SPPG yang sangat teliti dalam jaga mutu makanan untuk program MBG. Ini adalah wujud kepedulian nyata terhadap keamanan pangan dan deteksi dini supaya tidak terjadi lagi insiden keracunan makanan MBG seperti yang dulu pernah terjadi,” jelasnya.

Rajiv menekankan, kasus anggur hijau mengandung sianida ini harus diselidiki tuntas, mulai dari distributor sampai importirnya. Selain itu, dia mengingatkan pemerintah untuk melakukan evaluasi total dan memperbaiki sistem pengawasan impor, memperkuat kapasitas karantina, serta meningkatkan koordinasi dengan aparat penegak hukum.

Halaman Selanjutnya

“Ini harus jadi momentum untuk perbaikan menyeluruh. Kami di Komisi IV akan mengawasi langkah-langkah perbaikan yang diambil Kementan. Jangan tunggu ada korban dulu baru bertindak. Soalnya kalau pengawasannya lemah, akibatnya bisa sangat fatal,” pungkasnya.