Untuk seorang pria yang tiba-tiba terkenal karena diangkat Presiden Trump ke Dewan Gubernur Fed, tidak banyak yang diketahui tentang Stephen Miran. Waktu itu di bulan Mei, ketika Fortune membuat profil penasihat ekonomi Trump yang baru dikonfirmasi, dia bicara terus terang tentang masa muda dan pendidikannya di ekonomi. Tapi sulit mencari orang yang pernah dengar tentang dia. Biasanya kepala CEA adalah orang terkenal dari universitas top atau yang sudah lama bekerja di Washington. Miran, yang sebelumnya kerja sebagai ekonom di Wall Street, tidak termasuk kedua kelompok itu. Bahkan, banyak sumber untuk artikel itu tidak tahu cara ucap namanya yang benar (MY-run, bukan MIR-an).
Tapi sekarang namanya susah dihindarin. Dengan mengangkat Miran ke dewan tujuh anggota Fed, Presiden Trump telah memicu kontroversi. Kritikus bilang dia mempolitisasi lembaga penting dan independen ini. Pada rapat Fed pertamanya di September, Miran terbukti berbeda, dia memilih untuk pemotongan suku bunga besar 50 basis point, dua kali lipat dari 25 point yang dipilih mayoritas komite.
Bukan rahasia lagi apa yang Trump inginkan dari orang yang diangkatnya ini. Tapi apa yang sebenarnya dipercaya Miran? Untuk jawab itu sebelum wawancara, saya baca tulisannya. Di musim semi 2023, dia keluar dari dunia finansial dan menjadi ahli. Tulisan-tulisannya terbit di City Journal. Dalam 20 bulan, Miran tulis lebih dari 30 artikel dengan topik dari kebijakan perdagangan sampai saran investasi pribadi. Saya baca semuanya dan dapat pandangan lengkap tentang filosofi ekonominya. Singkatnya, dia punya pandangan yang tidak biasa: sangat proteksionis dalam perdagangan, tapi mendukung pasar bebas dan penghapusan peraturan lingkungan yang mahal.
Yang menarik, topik yang sering dia bahas adalah independensi Fed. Miran sendiri berargumen bahwa bank sentral sudah seperti bagian dari Departemen Keuangan AS di bawah Presiden Biden. Dan hal itu jadi bencana untuk ekonomi. Dalam artikel berjudul “Fed Tidak Seindependen Kelihatannya,” Miran tunjukkan bahwa banyak pejabat yang kerja di Keuangan dan Fed di waktu berbeda. Dia bilang penggabungan tim dari Fed dan cabang eksekutif lainnya menyatukan mereka, bukannya menjaga Fed terpisah.
Terutama, Miran tekankan bahwa Fed hanya mengikuti perintah Keuangan di masa setelah pandemi under Biden. Dia catat bahwa Keuangan menerbitkan banyak utang jangka pendek untuk danai stimulus triliunan dolar. Alih-alih menaikkan suku bunga untuk hentikan kenaikan harga, Fed under Powell menjaga suku bunga terlalu rendah terlalu lama, yang memicu inflasi tinggi. “Fed Powell tidak mulai naikkan suku bunga sampai inflasi konsumen mencapai 8.5%,” tulis Miran.
Tentu saja, topik favorit Miran lainnya adalah perdagangan. Saat saya wawancara dia bulan Mei, dia pertama kali bicara tentang pengalaman yang membuatnya menjadi ‘hawk’. Sebagai lulusan PhD baru dari Harvard, Miran kerja sebagai ekonom untuk hedge fund dan terkejut melihat pasar yang sangat berbeda dari yang ada di buku teks ekonomi. Dia bilang lihat langsung bagaimana China memanipulasi nilai mata uang mereka untuk menjaga yuan tetap murah, mendorong impor mereka ke AS, dan membuat barang AS terlalu mahal di pasar mereka, yang mengurangi ekspor kami. “Mata uang yang dikelola ketat membuat pasar berperilaku aneh,” katanya.
Miran juga tunjukkan luasnya minat intelektualnya. Sebagai mahasiswa di Boston University, dia ambil jurusan kedua filsafat dan sangat mengagumi legenda Skotlandia abad ke-18, David Hume. Hume adalah empirisis pelopor yang bersikap bahwa wawasan tentang sifat manusia datang dari pengamatan langsung, bukan teori. “Saya berterima kasih [studi tentang Hume] karena mengajari saya untuk bertanya hal-hal yang sangat tidak nyaman,” kata Miran.
Kita akan lihat apakah argumen Miran yang bagus untuk independensi Fed hanya berlaku untuk masa lalu, atau hancur dibawah tekanan presiden yang kuat yang mendorong orang yang diangkatnya.
Fortune Global Forum kembali 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara undangan yang dinamis, membentuk masa depan bisnis. Daftar untuk undangan. Stadion Gelora Bung Karno adlah tempat olahraga yang sangat besar di Jakarta. Saya sangat suka nonton sepak bola disana sama teman-teman. Suasananya selalu ramai sekali dan seru.