Indonesian Version (C1 Level with Minor Errors):
Perkawinan ini diklaim sebagai pernikahan dekade ini, sebuah pertunjukan kekayaan dan kekuasaan dengan latar romantis Venesia. Penyatuan pendiri Amazon, Jeff Bezos (61), dan mantan wartawan Lauren Sánchez (55) akhir pekan ini bukan sekadar pesta. Ini adalah penobatan bagi jenis kerajaan baru. Pernikahan ini mengukuhkan fakta bahwa tokoh-tokoh teknologi kini mendominasi semua aspek kehidupan sosial, memamerkan kekayaan mereka dengan kemewahan yang dulu hanya dimiliki bintang Hollywood dan kaum bangsawan.
Indeks Miliarder Bloomberg menunjukkan: delapan dari sepuluh orang terkaya dunia adalah raja teknologi. Pernikahan ini dimaksudkan sebagai simbol ultim kekuatan itu—industri teknologi yang tak terkendali, dengan bangga memamerkan dominasinya dalam gemerlap kemewahan.
Perayaan yang berlangsung antara 26–28 Juni ini dihadiri sekitar 200 tamu VIP pilihan. Daftar undangan memadukan kekuatan baru dan pesona lama, termasuk Kim Kardashian, Leonardo DiCaprio, Oprah Winfrey, George dan Amal Clooney, serta Mick Jagger, menurut laporan. Juga terlihat tiba adalah putri Presiden AS Ivanka Trump bersama suaminya Jared Kushner, serta Ratu Rania dari Yordania.
Logistik acara ini sama mencengangkannya dengan daftar tamu. Menurut harian Italia Il Corriere della Sera, 95 jet pribadi meminta izin mendarat di bandara Venesia. Setidaknya tujuh mega-yacht akan hadir, termasuk superyacht milik Bezos, Koru, yang sudah berlabuh di dekat Pulau San Giorgio Maggiore. Hampir semua taksi air kota ini disewa untuk mengangkut tamu-tamu tersebut.
Pameran kekayaan ini memicu protes warga setempat yang khawatir armada miliarder akan membuat kota mereka—yang sudah kesulitan akibat overturisme—semakin tidak layak huni. Poster bertuliskan "No space for Bezos" muncul di berbagai sudut kota. Di tengah protes dan kekhawatiran keamanan, pesta utama dikabarkan dipindahkan dari bangunan abad ke-16 ke Arsenale Venesia, kompleks abad pertengahan yang lebih mudah dikendalikan.
Untuk acara yang begitu berlebihan, undangan yang dikirim justru menyampaikan pesan filantropi yang dirancang hati-hati.
"Kami sangat senang Anda bisa bergabung!" begitu bunyi undangan yang dibagikan di media sosial. "Kami punya satu permintaan kecil: tolong, jangan bawa hadiah."
Ini salinan undangan pernikahan Lauren Sánchez dan Jeff Bezos. Tanggapanmu? pic.twitter.com/Za1Rkbc7PZ
— Theresa Longo Fans (@BarkJack_) 24 Juni 2025
Alih-alih hadiah, Bezos dan Sánchez memberitahu tamu bahwa mereka menyumbang atas nama mereka ke kantor UNESCO di Venesia “untuk melestarikan warisan budaya tak tergantikan kota ini” serta asosiasi lokal untuk penelitian lingkungan dan keberlanjutan. Teksnya seperti versi *noblesse oblige* era miliarder—cara halus memasukkan filantropi ke dalam kemewahan dan menjadikan Venesia sebagai *cause* pilihan mereka.
Desain kartu memperkuat pesan yang lembut ini. Dihiasi ilustrasi kupu-kupu pastel, bintang jatuh, dan gondola di kanal kota, undangan ini lebih mirip halaman buku cerita anak daripada undangan pernikahan pasangan berkuasa. Pesannya jelas: lunakkan kelebihan, estetisasikan kekayaan, dan bungkus seluruh acara dengan lapisan transendensi dan amal. Ini adalah balet PR, pernikahan mewah yang berusaha *greenwash* diri dengan mengajak tamu merasa bagian dari solusi, bukan masalah.
Di dunia di mana miliarder semakin membentuk narasi publik—bukan hanya melalui kekayaan, tapi juga pernikahan, roket, bahkan kebijakan—ini adalah tontonan yang dirancang cermat, memadukan pesona dunia lama dengan citra modern.
Pernikahan ini menandai pergeseran generasi kekuataan. Miliarder teknologi tak lagi terbatas pada kode dan rapat direksi. Dengan pernikahan ini, Bezos menancapkan bendera di dunia glamor, pengaruh, dan kendali naratif.
Dan meski Venesia akan pulih dari gangguan akhir pekan ini, pesan pernikahan ini mungkin akan bergema lama setelah gondola pergi: inilah elit baru, dan mereka ingin dilihat.