Tarif terhadap China Tetap Tinggi Secara Historis Sembari Trump Puji Kesepakatan Dagang Baru

Greg Baker/Getty Images

Presiden Donald Trump pada Rabu membagikan kabar di Truth Social tentang kesepakatan dagang sementara dengan China, meskipun tarif terhadap Beijing tetap pada level tertinggi sepanjang sejarah.

"KAMI MENDAPATKAN TOTAL TARIF 55%, CHINA HANYA 10%," tulis Trump dalam posnya di Truth Social, dengan tambahan dalam unggahan lain, "Presiden Xi [Jinping] dan saya akan bekerja sama membuka akses perdagangan Amerika ke China. Ini kemenangan BESAR untuk kedua negara!!!"

Dalam kesepakatan baru ini—jika berlaku—tarif AS terhadap China akan ditetapkan sebesar 55%, naik dari 30% saat kedua negara sepakat gencatan senjata pada Mei lalu di awal negosiasi. Kenaikan ini terjadi setelah beberapa kali eskalasi yang sempat membawa tarif impor China hingga 145%. Selain itu, Trump menyatakan AS akan mendapatkan akses ke mineral tanah jarang dari China—termasuk yang vital untuk produksi teknologi seperti ponsel—sementara sebagai gantinya, pelajar China diizinkan kuliah di universitas AS.

Pada masa jabatan pertamanya, perang dagang Trump dengan China menaikkan tarif rata-rata terhadap China menjadi sekitar 20%, yang hampir tidak berubah selama pemerintahan Joe Biden. Mengingat besarnya impor AS dari China, kenaikan tarif ini akan berdampak lebih signifikan pada harga barang dibandingkan tarif terhadap negara lain.

Belum jelas kapan tarif 55% ini berlaku. Tarif 30% sebelumnya seharusnya tetap berlaku hingga Agustus selama negosiasi berlangsung. Juga belum diketahui apakah tarif ini berlaku seragam untuk semua impor dari China atau ada pengecualian.

MEMBACA  8 situs foto yang memungkinkan Anda memamerkan dan mendiskusikan karya Anda