Presiden Donald Trump sedang menghadapi masa paling berbahaya dalam dua periode pemerintahannya saat kontroversi seputar "Berkas Epstein" memecah gerakan Make America Great Again (MAGA) dan memicu pemberontakan daring yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap dirinya.
Sang presiden, yang ahli dalam komunikasi daring, kini justru terpojok oleh kampanye tekanan viral dari para pendukungnya sendiri. Tekanan ini berpusat pada dua tuntutan yang menyebar cepat di media sosial: #ReleaseTheEpsteinFiles dan #ReleaseEpsteinFiles.
Inti dari kemarahan ini adalah rasa dikhianati yang mendalam. Selama bertahun-tahun, janji untuk mengungkap elite global yang korup menjadi pilar utama gerakan MAGA. Kisah buruk Jeffrey Epstein—seorang finansial kaya dan pelaku kejahatan seks yang memiliki hubungan dengan politisi, bangsawan, serta miliarder—dianggap banyak orang sebagai bukti nyata "rawa korupsi" yang Trump janjikan akan dibersihkan. Epstein ditangkap atas tuduhan perdagangan manusia pada 2019 dan ditemukan tewas di sel penjaranya beberapa minggu kemudian. Kematiannya diklaim sebagai bunuh diri, tapi kesimpulan ini justru memicu teori konspirasi dan tuntutan transparansi yang semakin kuat.
Kini, di tengah periode keduanya, banyak pendukung setia Trump percaya bahwa ia justru melindungi orang-orang yang dulu ia janjikan akan diungkap. Tagar menjadi alat mereka untuk menyuarakan kekecewaan.
"Trump terpilih pada 2016 sebagian karena janji untuk ‘mengunci dia (Hillary Clinton)," jelas komentator konservatif Matt Walsh dalam unggahan terbarunya di X. "Menangkap dan mengadili orang berkuasa yang korup selalu menjadi isu inti MAGA sejak awal. Itulah mengapa masalah Epstein tidak bisa dan tidak akan dilupakan begitu saja."
Media sosial menjadi medan pertempuran di mana pengguna mengejek upaya pemerintahan untuk mengalihkan topik.
"Aku akan deportasi Rosie O’Donnell!"
"Coke sekarang pakai gula tebu karena aku menyuruhnya!"
"Pembuluh darahku kolaps dan memar seperti buah busuk!"
Kami. Tidak. Peduli. @realDonaldTrump #ReleaseTheEpsteinFiles.
Pemecatan kontroversial seorang jaksa federal yang disebut-sebut kembali menyelidiki jaringan Epstein semakin memicu kemarahan, memunculkan tuduhan adanya upaya menutup-nutupi.
"Trump mau kami berhenti bicara soal berkas Epstein, tapi malah memecat Maurene Comey, jaksa yang menyelidiki Epstein. Ini jelas upaya menutupi kesalahan. #EpsteinFiles #TrumpPedoFiles."
Sentimen ini bergema di berbagai platform. Seorang pengguna menulis:
"Apa alasan pejabat terpilih untuk menghalangi rilis berkas Epstein? Tidak ada. Kecuali kau sedang melindungi seseorang yang tercatat di sana. #ReleaseTheEpsteinFiles #TrumpEpsteinCoverup."
Bagi pendukung ini, masalah ini melampaui politik. Mereka menuntut "daftar"—catatan penerbangan, daftar klien, dan dokumen yang mereka yakini akan memastikan pertanggungjawaban.
"Aku Ingin Pertanggungjawaban. Sesederhana itu. #ReleaseEpsteinFiles #TrumpEpsteinPedoFiles."
Pada 18-19 Juli saja, ratusan ribu unggahan serupa membanjiri X dan platform lain. Di Truth Social, Trump berusaha mengalihkan perhatian pada pencapaian pemerintahannya. Tapi dengan gerakan MAGA yang kacau, tidak jelas apakah masih ada yang mendengarkan. Pemberontakan akar rumput yang dulu ia pupuk untuk meraih kekuasaan, kini mungkin sudah di luar kendalinya.