Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi "Dalam Seminggu ke Depan", Tanpa Rincian Lebih Lanjut

Klaim presiden AS disambut keheranan saat korban jiwa melonjak di Gaza dan pasukan Israel dituduh melakukan lebih banyak ‘kejahatan perang’ karena menembaki orang kelaparan yang mencari bantuan pangan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia yakin gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas bisa tercapai dalam waktu seminggu.

Trump mengeluarkan pernyataan mengejutkan itu saat berbicara kepada wartawan pada Jumat, menyatakan ia optimis setelah berbicara dengan beberapa pihak yang terlibat dalam upaya gencatan senjata.

“Saya pikir ini sudah dekat. Saya baru berbicara dengan beberapa orang yang terlibat,” kata Trump.

“Kami pikir dalam seminggu ke depan akan ada gencatan senjata,” ujar presiden tanpa merinci dengan siapa ia berkoordinasi.

Koresponden Al Jazeera Nour Odeh melaporkan dari Amman, Yordania, bahwa komentar Trump akan menjadi “kabar baik” bagi warga Gaza yang kelaparan dan terus dibom, tapi ia juga mengingatkan bahwa “tidak ada negosiasi yang sedang berlangsung di wilayah tersebut saat ini”.

“Yang kami tahu adalah pembicaraan soal gencatan senjata meningkat drastis setelah gencatan senjata antara Israel dan Iran. Israel tidak ingin membahas pengakhiran perang. Bahkan, perdana menteri Israel akan mengambil risiko besar jika melakukannya,” kata Odeh.

Tapi, tambahnya, banyak laporan menyebutkan ada pemahaman bahwa Netanyahu harus menyetujui semacam gencatan senjata sebagai imbalan normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab, yang didorong oleh pemerintahan Trump.

Di sisi lain, Hamas mensyaratkan Israel menghentikan perang di Gaza dan menarik pasukannya dari wilayah yang direbut setelah melanggar gencatan senjata terakhir pada Maret.

“Hamas juga ingin jaminan dari AS bahwa negosiasi akan berlanjut dan Israel tidak akan melanggar gencatan senjata lagi jika diperlukan waktu tambahan untuk perundingan,” tambah Odeh.

MEMBACA  Misi Penyelamatan Mungkin Menunggu Robot Bulan yang Ditinggalkan oleh NASA dari Perusahaan Start-Up Lunar

Prediksi gencatan senjata Trump muncul di tengah meningkatnya pembunuhan oleh pasukan Israel di Gaza dan kecaman internasional terhadap perang Israel, terutama setelah terungkap bahwa tentara mengaku diperintahkan menembak warga sipil Palestina tak bersenjata yang mencari bantuan kemanusiaan.

Otoritas Gaza menyebut laporan media Haaretz tentang komandan Israel yang memerintahkan penembakan sengaja terhadap warga Palestina kelaparan sebagai bukti tambahan “kejahatan perang” Israel di wilayah yang porak-poranda itu.

Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz membantah laporan tentang target warga sipil, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan hampir 550 warga Palestina tewas di dekat titik distribusi bantuan yang didukung AS dan Israel sejak akhir Mei.

“Orang-orang tewas hanya karena berusaha memberi makan diri dan keluarga mereka,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres pada Jumat. “Mencari makanan tidak seharusnya menjadi hukuman mati.”

Lembaga amal medis Doctors Without Borders (MSF) menyebut situasi di Gaza sebagai “pembantaian yang disamarkan sebagai bantuan kemanusiaan”.

Juru bicara kantor utusan khusus Trump, Steve Witkoff, menyatakan mereka tidak memiliki informasi untuk dibagikan mengenai terobosan gencatan senjata di Gaza.

Witkoff pernah membantu staf Presiden AS Joe Biden memediasi kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan tawanan di Gaza tepat sebelum Trump menjabat pada Januari. Tapi gencatan senjata itu dilanggar Israel pada Maret dengan melancarkan serangan bom mendadak di seluruh wilayah.

Pejabat Israel mengatakan hanya aksi militer yang bisa mengembalikan tawanan di Gaza, dan memberlakukan blokade makanan, air, obat-obatan, serta bahan bakar yang menyebabkan kelaparan massal di antara 2,1 juta penduduk.

Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer dijadwalkan mengunjungi Washington pekan depan untuk membahas Gaza, Iran, dan kemungkinan kunjungan Netanyahu ke Gedung Putih, menurut sumber yang mengetahui masalah ini.

MEMBACA  Avdiivka, Benteng Ukraina yang Lama, Jatuh ke RusiaAvdiivka, Benteng Ukraina yang Lama, Jatuh ke Rusia