Sebuah virus yang dibawa oleh hewan pengerak mengakibatkan kematian satu-satunya gajah Afrika di kebun binatang ibu kota India, Delhi, menurut keterangan pejabat kepada BBC.
Shankar, seekor jantan berusia 29 tahun, meninggal pada 17 September setelah menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam keadaan terisolasi. Penyebab kematiannya pada waktu itu belum diketahui.
Kini, sebuah autopsi mengungkapkan bahwa gajah tersebut dinyatakan positif virus encephalomyocarditis (EMCV), ujar Direktur Kebun Binatang Delhi, Sanjeet Kumar.
EMCV diketahui menyebabkan peradangan fatal pada jantung dan terkadang demam otak pada mamalia. Virus ini menyebar melalui kotoran dan urin hewan pengerat.
Sebagian besar wabah EMCV dikaitkan dengan hewan-hewan dalam kurungan di peternakan babi, pusat penelitian primata, dan kebun binatang, menurut manual kedokteran hewan MSD.
Virus ini bereplikasi dengan cepat dan dapat menyerang jantung serta terkadang otak, seringkali mengakibatkan kematian mendadak. Hingga saat ini, belum ada obat antivirus spesifik yang tersedia untuk EMCV.
Berdasarkan sebuah studi tahun 2012 dalam jurnal medis Virulence yang ditinjau sejawat, EMCV telah terdokumentasi di seluruh dunia pada babi, hewan pengerat, kucing besar, dan gajah Afrika, di antara mamalia lainnya.
Menurut sebuah laporan dalam Nature, virus ini pertama kali diisolasi pada tahun 1945 dari seekor ungka di Florida.
Sejak tahun 1970-an, wabah lokal telah dilaporkan di AS, Afrika Selatan, Tiongkok, Australia, Kanada, Amerika Selatan, dan beberapa negara di Eropa.
Wabah di AS dan Afrika Selatan khususnya mempengaruhi gajah-gajah Afrika dalam kurungan.
Di India, virus ini pertama kali diisolasi pada akhir tahun 1960-an. Namun, kematian Shankar merupakan kematian “tercatat” pertama yang disebabkan oleh EMCV di India, ungkap seorang pejabat senior di Institut Penelitian Kedokteran Hewan India (IVRI) kepada BBC, seraya menambahkan bahwa “mungkin saja terdapat insiden yang tidak dilaporkan mengenai mamalia yang mati karena EMCV”. Autopsi Shankar dilakukan di IVRI.
Tn. Kumar, direktur kebun binatang, tidak menjawab pertanyaan spesifik mengenai bagaimana Shankar mungkin terinfeksi dan apakah terdapat masalah hewan pengerat di kebun binatang tersebut.
“Ini adalah virus langka dan saya bukan ahli mengenai hal itu,” katanya.
Kematian Shankar memicu kesedihan di kalangan pencinta binatang dan aktivis yang telah lama berupaya merehabilitasi hewan yang kesepian ini.
Dia adalah satu dari dua gajah Afrika yang tiba di India pada tahun 1998 sebagai hadiah diplomatik dari Zimbabwe untuk mantan Presiden India Shankar Dayal Sharma. Namun, pasangan Shankar meninggal pada tahun 2001. Dia kemudian untuk sementara ditempatkan bersama gajah-gajah Asia di kebun binatang, namun rencana tersebut tidak berhasil.
Pada tahun 2012, Shankar dipindahkan ke kandang baru yang pada dasarnya membuatnya berada dalam kurungan tunggal — meskipun ada larangan federal pada tahun 2009 untuk memelihara gajah sendirian selama lebih dari enam bulan. Dia tetap di sana hingga kematiannya.
Selama bertahun-tahun, para aktivis menuntut agar Shankar dipindahkan dari kebun binatang dan direhabilitasi di suaka margasatwa yang menampung gajah-gajah Afrika lainnya.
Pada tahun 2021, sebuah petisi di pengadilan tinggi Delhi mengupayakan relokasi Shankar ke sebuah suaka bersama gajah-gajah Afrika lainnya. Dua tahun kemudian, pengadilan menolak petisi tersebut, mengarahkan pemohon untuk mendekati komite yang menangani transfer satwa liar oleh kebun binatang.
Setelah kematian Shankar, hanya tersisa satu gajah Afrika di India — seekor jantan dewasa di Kebun Binatang Mysore di negara bagian Karnataka selatan. Dia juga telah hidup sendirian selama bertahun-tahun.
Ikuti BBC News India di Instagram, YouTube, Twitter dan Facebook.