Serangan Israel Tewaskan Lebih dari 30 Orang di Gaza, Termasuk 3 di Dekat Lokasi Bantuan

Lebih dari 30 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza, permintaan penghentian bantuan kemanusiaan

Sumber medis melaporkan kepada Al Jazeera bahwa lebih dari 30 orang tewas dalam serangan Israel di seantero Jalur Gaza, sementara Menteri Keamanan Nasional Israel menyerukan "penghentian total" pasokan bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina tersebut.

Otoritas kesehatan setempat menyatakan pada Kamis bahwa serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 15 orang dalam dua serangan terpisah di Kota Gaza, termasuk sembilan korban yang gugur di sebuah sekolah penampungan keluarga pengungsi di kawasan Sheikh Radwan. Serangan terpisah juga menewaskan sembilan orang dekat perkemahan tenda di Khan Younis, wilayah selatan Gaza.

Sumber rumah sakit mengonfirmasi sembilan orang tewas dan luka-luka akibat serangan drone di jalan pasar Deir el-Balah, menambah jumlah korban tewas akibat serangan Israel pada Rabu menjadi lebih dari 30.

Palestinian Red Crescent Society melaporkan tiga orang tewas dan beberapa luka akibat tembakan tentara Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan dekat titik distribusi di Koridor Netzarim, Gaza Tengah. Ini merupakan insiden terbaru dalam rangkaian pembunuhan di lokasi distribusi bantuan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga kontroversial yang didukung AS dan Israel.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, setidaknya 549 warga Palestina tewas saat berusaha mendapatkan makanan dari lokasi tersebut sejak GHF beroperasi pada 27 Mei. Serangan-serangan ini juga mengakibatkan 4.066 korban luka, dengan 39 warga sipil masih dinyatakan hilang.

Organisasi Save the Children menyatakan lebih dari separuh korban di sekitar pusat distribusi adalah anak-anak. Dari 19 insiden mematikan yang tercatat, anak-anak menjadi korban dalam 10 kasus.

"Tidak ada yang mau mengambil bantuan dari titik-titik ini—siapa yang bisa menyalahkan mereka? Itu ibarat hukuman mati. Orang-orang ketakutan dibunuh," ujar Ahmad Alhendawi, Direktur Regional Save the Children untuk Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa Timur.

MEMBACA  Judul: "Mengerikan": Israel Bom Rumah Sakit dan Menara Hunian dalam Serangan ke Gaza | Berita Gaza

GHF dikritik, suplai air Gaza nyaris kolaps

GHF menuai kecaman dari PBB dan organisasi kemanusiaan internasional yang menilai lembaga ini gagal memenuhi kebutuhan dasar warga Gaza. GHF mengambil alih operasi bantuan pada Mei setelah Israel dikritik akibat blokade totalnya selama berbulan-bulan yang memicu kelaparan massal. Meski bantuan sedikit demi sedikit mulai masuk, kondisi kemanusiaan tetap buruk.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir pada Kamis mendesak pemerintah Israel untuk memberlakukan kembali blokade total. "Bantuan kemanusiaan yang masuk sekarang adalah aib. Yang Gaza butuhkan bukan jeda sementara, tapi penghentian total," tegasnya.

Sementara itu, UNRWA memperingatkan warga Gaza terancam kehausan akibat runtuhnya sistem pasokan air. Hanya 40% fasilitas produksi air bersih yang masih berfungsi. "Gaza di ambang kekeringan buatan manusia," tulis UNRWA, menyoroti sumur yang berhenti beroperasi karena kurang bahan bakar, pipa yang rusak, serta truk tangki air yang kerap tak sampai.

Diplomasi terakhir?

Di tengah gempuran Israel, mediator Arab—Mesir dan Qatar—dengan dukungan AS, mencoba menjembatani gencatan senjata baru, meski belum ada waktu pasti untuk perundingan, menurut sumber Hamas.

PM Israel Benjamin Netanyahu, yang berkoalisi dengan partai sayap kanan, bersikukuh Hamas harus membebaskan semua tawanan, melepas kekuasaan, dan menyerahkan senjata untuk mengakh