Wali Kota Kota Tepi Barat yang Diduduki Sebut Thamin Khalil Reda Dawabsheh Tewas Saat Pemukim Israel Serang Warga Palestina
Seorang pria Palestina di Tepi Barat yang diduduki ditembak mati dalam serangan yang dipicu oleh pemukim Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina seperti dikutip oleh agensi berita Wafa.
Thamin Khalil Reda Dawabsheh, 35 tahun, ditembak pada Rabu pagi di kota Duma, selatan Nablus, oleh seorang tentara Israel yang sedang tidak bertugas. Tentara tersebut menemani "warga sipil Israel" di dekat Duma selama "pekerjaan teknik", menurut keterangan militer Israel.
Laporan awal Palestina tentang serangan itu menyatakan bahwa Dawabsheh dibunuh oleh pemukim Israel.
Thameen Khalil Reda Dawabsheh, 35 tahun, meninggal akibat luka tembak oleh para pemukim saat serangan terhadap desa terjadi.
Menurut wali kota Duma, warga Palestina di kota itu "terkejut" oleh serangan pemukim Israel, kata Nida Ibrahim dari Al Jazeera.
"Para pemukim mulai menyerang seorang anak 14 tahun, membuat banyak pria Palestina berusaha membelanya," ujar Ibrahim.
Kemudian, semakin banyak pemukim bersenjata datang dan mulai menembaki warga Palestina, mengakibatkan kematian Dawabsheh, "yang satu-satunya kesalahan adalah berada di tanahnya sendiri," tambahnya.
Suleiman Dawabsheh, kepala dewan desa Duma, mengatakan para pemukim menyerang warga Palestina dan melepaskan tembakan di bagian selatan desa, di tengah operasi perataan tanah yang telah berlangsung selama berhari-hari, seperti dilaporkan Wafa.
Ibrahim menyebut pembunuhan Thamin Dawabsheh adalah bagian dari pola kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina yang kerap terekam kamera.
"Setiap hari, kami menemukan lebih banyak video yang menunjukkan bagaimana pemukim Israel menyerang warga Palestina—mengintimidasi, menembak, bahkan membunuh. Namun, mereka tidak diadili oleh otoritas Israel," kata Ibrahim.
Pernyataan militer Israel mengklaim puluhan warga Palestina melempari batu ke arah warga sipil dan tentara Israel, dan "sebagai balasan, tentara menembak untuk menghilangkan ancaman, dan sebuah sasaran berhasil dikenai."
Pola Mematikan Serangan Militer dan Pemukim Israel
Belum lama ini, aktivis Palestina dan guru bahasa Inggris berusia 31 tahun, Awdah Hathaleen, ditembak mati oleh pemukim Israel pada 28 Juli di desa Umm al-Kheir, selatan Hebron.
Hathaleen dikenal luas karena aktivismenya, termasuk membantu pembuat film pemenang Oscar No Other Land, yang mendokumentasikan serangan pemukim dan tentara Israel terhadap komunitas Palestina di Masafer Yatta.
Para pemukim Israel, yang dilindungi oleh militer, sering kali bersenjata dan menembak secara bebas terhadap warga Palestina yang berusaha menghentikan mereka. Mereka menyerang penduduk dan membakar properti tanpa konsekuensi hukum.
Militer Israel juga meningkatkan serangan mematikan, pembongkaran rumah, dan pengusiran di Tepi Barat.
Serangan kekerasan oleh pemukim dan tentara Israel di Tepi Barat yang diduduki melonjak sejak Oktober 2023, seiring dengan perang genosida Israel di Gaza. PBB melaporkan hampir 650 warga Palestina—termasuk 121 anak-anak—tewas oleh pasukan dan pemukim Israel antara 1 Januari 2024 hingga awal Juli 2025.
Selama periode itu, 5.269 warga Palestina lainnya terluka, termasuk 1.029 anak-anak.