Pakistan Membutuhkan Dukungan dalam Memerangi Terorisme. Seorang Trump yang Bahagia Bisa Membantu.

Saat Presiden Trump memberikan pidato di depan Kongres pada Selasa malam untuk pertama kalinya sejak kembali ke Gedung Putih, satu negara membuat penampilan mengejutkan: Pakistan. Mr. Trump berterima kasih kepada pemerintah Pakistan atas peran mereka dalam menangkap seorang pemimpin Islamic State regional yang terkait dengan serangan di bandara Kabul, Afghanistan, pada tahun 2021 yang menewaskan 13 anggota layanan Amerika dan puluhan warga sipil Afghanistan. Pengumuman presiden tentang penangkapan itu menandakan kemungkinan penguatan kerjasama antiterorisme antara Pakistan dan Amerika Serikat, tepat ketika pemerintah Pakistan sedang mencari dukungan internasional untuk melawan kebangkitan terorisme di dalam batas negaranya. Pakistan, sebuah negara berpenduduk sekitar 250 juta orang yang bersenjata nuklir, sedang menavigasi jaringan tekanan internal dan eksternal yang kompleks. Di dalam negeri, kelompok bersenjata seperti Taliban Pakistan di utara dan separatis etnis di selatan telah meningkatkan serangan secara dramatis. Pada saat yang sama, negara tersebut sedang berjuang dengan ketidakstabilan ekonomi yang semakin dalam dan kekacauan politik yang sedang berlangsung setelah penggulingan Perdana Menteri Imran Khan pada tahun 2022. Di luar batas Pakistan, kepergian Amerika Serikat dari Afghanistan pada tahun 2021 telah mengubah dinamika regional. Pemimpin Pakistan semakin berselisih dengan pemerintah Taliban di Afghanistan, di mana kelompok militan – sebagian bersekutu dengan Taliban dan sebagian menentang mereka – memiliki pijakan yang semakin kuat. Dan aliansi Pakistan yang semakin meluas dengan China telah merenggangkan hubungan dengan Amerika Serikat, yang telah mengurangi bantuan kepada Pakistan sejak berakhirnya perang Afghanistan. Pernyataan Mr. Trump tentang penahanan apa yang disebutnya sebagai “teroris papan atas” datang ketika Pakistan mengalami tiga serangan bom bunuh diri dalam dua provinsi yang bergejolak hanya dalam empat hari. Salah satu dari serangan itu, di sebuah pesantren Islam di Pakistan yang selama ini dikaitkan dengan Taliban Afghanistan, diyakini dilakukan oleh afiliasi Islamic State regional, yang dikenal sebagai ISIS-K. Hal ini menunjukkan gelombang serangan kelompok tersebut yang menargetkan pemimpin Taliban di Afghanistan sekarang telah masuk ke Pakistan dengan pembunuhan tokoh pro-Taliban. Adam Weinstein, direktur deputi program Timur Tengah di Institut Quincy, sebuah think tank di Washington, mengatakan bahwa “ucapan terima kasih dari Presiden Trump bukanlah kemenangan kecil bagi Pakistan,” sebuah negara yang mencari pengakuan atas upayanya dalam…

MEMBACA  Cuaca Jawa Tengah, Jumat (20/9), Berawan Dominan, Apakah Ada Wilayah yang Terkena Hujan?

Tinggalkan komentar