Mantan Anggota Paramiliter Guatemala Dihukum 40 Tahun Penjara atas Kasus Pemerkosaan Saat Perang Sipil | Berita Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

Pengadilan Guatemala Vonis 3 Mantan Paramiliter 40 Tahun Penjara atas Pemerkosaan Perempuan Maya Achi

Pengacara enam korban menyebut putusan ‘historis’ ini mengakui penderitaan para penyintas yang menuntut keadilan selama puluhan tahun.

Pengadilan tinggi Guatemala menjatuhkan hukuman 40 tahun penjara kepada tiga mantan paramiliter setelah mereka terbukti bersalah memperkosa enam perempuan adat Maya Achi antara 1981 hingga 1983, salah satu periode paling berdarah dalam perang saudara negara tersebut.

Voniz dan hukuman pada Jumat menjadi langkah penting bagi keadilan bagi perempuan Maya Achi yang dilecehkan oleh kelompok bersenjata pro-pemerintah, di tengah konflik berdarah antara militer dan pemberontak sayap kiri yang menewaskan atau menghilangkan hingga 200.000 orang.

Mantan anggota Patroli Pertahanan Diri Sipil, Pedro Sanchez, Simeon Enriquez, dan Felix Tum, dinyatakan bersalah melakukan kejahatan kemanusiaan atas pemerkosaan enam perempuan Maya Achi, ujar Hakim Maria Eugenia Castellanos.

“Para wanita mengidentifikasi pelaku dan lokasi kejadian. Mereka adalah korban kejahatan kemanusiaan,” katanya, memuji keberanian mereka yang berulang kali bersaksi di pengadilan.

“Ini adalah kejahatan kesunyian yang menstigma perempuan. Tak mudah membicarakannya,” tutur sang hakim.

Tiga mantan paramiliter—kiri ke kanan: Simeon Enriquez, Pedro Sanchez, dan Felix Tum—keluar dari pengadilan usai divonis pada Jumat. [Johan Ordonez/AFP]

Pengacara adat Haydee Valey, yang mewakili para korban, menyebut hukuman ini “historis” karena akhirnya mengakui perjuangan penyintas perang sipil yang menuntut keadilan selama puluhan tahun.

Sejumlah perempuan Maya Achi di ruang sidang bertepuk tangan usai persidangan, beberapa mengenakan pakaian adat sementara lainnya menyimak putusan melalui penerjemah.

Salah satu korban, perempuan berusia 62 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa ia “sangat bahagia” dengan vonis tersebut.

MEMBACA  Pemberitahuan Rabu: Meta Siap Berakhirkan Pengecekan Fakta

Pedro Sanchez, salah satu terpidana, sempat membela diri sebelum vonis: “Saya tak bersalah atas tuduhan ini.”

Tapi Hakim Marling Mayela Gonzalez Arrivillaga, anggota lain dari majelis hakim perempuan tiga orang, menegaskan kesaksian korban tak diragukan.

Ini merupakan vonis kedua dalam kasus perempuan Maya Achi melawan mantan militer dan paramiliter. Pada persidangan pertama Januari 2022, lima paramiliter dihukum 30 tahun penjara.

Kelompok advokasi Impunty Watch menyebut kasus ini “mengungkap bagaimana militer Guatemala menggunakan kekerasan seksual sebagai senjata perang terhadap perempuan adat” selama konflik sipil.

Pada 2016, pengadilan Guatemala juga menjatuhkan hukuman total 360 tahun penjara kepada dua mantan perwira militer karena menjadikan 15 perempuan Q’eqchi—juga keturunan Maya—sebagai budak seks.

*(Typo: “voniz” seharusnya “vonis”, “impunty” seharusnya “impunity”)*