Presiden regional Catalonia telah mengumumkan pemilihan dini pada tanggal 12 Mei setelah pemerintah minoritasnya gagal melewati anggaran untuk wilayah timur laut Spanyol yang kaya, termasuk Barcelona.
Langkah Pere Aragonès pada hari Rabu datang menjelang pemungutan suara di parlemen nasional Spanyol tentang undang-undang amnesti yang kontroversial yang bisa memaafkan ratusan pemimpin dan pendukung gerakan separatis, termasuk yang terlibat dalam upaya Catalonia yang tidak berhasil untuk memproklamasikan kemerdekaan dari Spanyol pada tahun 2017.
Beberapa pemimpin separatis dipenjara pada saat itu, sementara yang lain seperti mantan Presiden regional Carles Puigdemont melarikan diri dari negara tersebut.
Usulan amnesti telah menimbulkan kemarahan jutaan Spanyol. Mereka yang menentang undang-undang tersebut percaya bahwa orang-orang yang terlibat dalam memprovokasi salah satu krisis terbesar negara sejak transisi ke demokrasi setelah kematian Jenderal Francisco Franco pada tahun 1975 tidak boleh lolos dari tuduhan termasuk makar dan pemberontakan.
Namun pemerintah Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez di Madrid mengandalkan partai-partai separatis Catalonia untuk menyetujui undang-undang di parlemen Spanyol. Pemerintah pusat juga berusaha memenangkan dukungan dari partai-partai tersebut untuk meloloskan anggaran nasional.
Partai Sosialis Sánchez dan sekutunya diperkirakan akan memberikan dukungan awal mereka pada undang-undang amnesti dalam pemungutan suara di parlemen pada hari Kamis, sementara partai konservatif Populer dan politisi sayap kanan keras akan menentangnya.
Pemilihan regional Catalonia harus dilakukan sebelum akhir tahun. Catalonia telah diperintah oleh partai-partai separatis selama lebih dari satu dekade, tetapi Partai Sosialis Sánchez telah mendapatkan polling yang kuat di wilayah tersebut belakangan ini.