India dikabarkan telah meminta perusahaan tambang milik negara, IREL, untuk menghentikan ekspor logam tanah jarang ke Jepang. Langkah ini berpotensi memengaruhi perjanjian pasokan yang telah berjalan selama 13 tahun, seperti dilaporkan Reuters mengutip sumber-sumber terkait.
Keputusan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan mengurangi ketergantungan pada Cina untuk bahan-bahan kritis tersebut.
Perubahan strategis ini terjadi saat Cina membatasi ekspor logam tanah jarang, yang sangat penting bagi industri teknologi tinggi, termasuk manufaktur kendaraan listrik (EV).
India, yang memiliki cadangan logam tanah jarang terbesar kelima di dunia tetapi tidak memiliki produksi magnet domestik, mengimpor 53.748 ton magnet logam tanah jarang pada tahun fiskal hingga Maret 2025, terutama dari Cina.
Dalam rapat terakhir, Menteri Perdagangan India Piyush Goyal memerintahkan IREL untuk menghentikan ekspor logam tanah jarang, khususnya neodymium, unsur penting untuk produksi magnet yang digunakan dalam motor EV.
Kementerian Perdagangan, IREL, dan Departemen Energi Atom yang mengawasi IREL, belum memberikan komentar terkait hal ini, menurut laporan tersebut.
Berdasarkan perjanjian 2012, IREL memasok logam tanah jarang ke Toyotsu Rare Earths India, anak perusahaan Toyota Tsusho, untuk diproses lebih lanjut sebelum diekspor ke Jepang.
Pada 2024, Toyotsu mengirimkan lebih dari 1.000 ton bahan logam tanah jarang ke Jepang, bagian signifikan dari 2.900 ton yang ditambang oleh IREL. Meski begitu, Cina tetap menjadi sumber utama logam tanah jarang bagi Jepang.
Dengan pembatasan ekspor Cina baru-baru ini yang menimbulkan kekhawatiran rantai pasok global, IREL berupaya menyimpan logam tanah jarangnya untuk ekspansi domestik dalam penambangan dan pengolahan.
Perusahaan saat ini menunggu izin statutori untuk melanjutkan operasi di empat tambang. Namun, penghentian ekspor ke Jepang secara tiba-tiba mungkin tidak mudah dilakukan mengingat sifat bilateral perjanjian yang ada.
Kementerian Perdagangan Jepang enggan berkomentar terkait pertukaran bilateral spesifik ini.
Langkah India untuk menyimpan logam tanah jarangnya sejalan dengan peluncuran baru-baru ini Misi Mineral Kritis Nasional (NCMM), yang bertujuan memastikan kemandirian dalam mineral kritis untuk teknologi energi bersih.
NCMM mendukung tujuan iklim India, termasuk mengurangi intensitas emisi dan mencapai emisi nol-bersih pada 2070. Strateginya meliputi pengamanan rantai pasok mineral kritis melalui eksplorasi domestik dan akuisisi aset luar negeri.
“India akan menyimpan logam tanah jarang untuk penggunaan domestik, hentikan ekspor ke Jepang” awalnya dibuat dan diterbitkan oleh Mining Technology, merek milik GlobalData.
Informasi di situs ini disertakan dengan itikad baik hanya untuk tujuan informasi umum. Tidak dimaksudkan sebagai saran yang harus diandalkan, dan kami tidak memberikan pernyataan, jaminan, atau garansi, tersurat maupun tersirat, mengenai keakuratan atau kelengkapannya. Anda harus mendapatkan nasihat profesional atau spesialis sebelum mengambil atau tidak mengambil tindakan berdasarkan konten di situs kami.