Canberra menyatakan pembatasan akan dicabut setelah ‘penilaian berbasis sains dan risiko yang ketat’.
Australia mengumumkan bakal mencabut pembatasan ketat terhadap impor daging sapi dari Amerika Serikat, menghapus langkah-langkah yang kerap dikritik oleh Presiden AS Donald Trump.
Menteri Pertanian Julie Collins menyatakan pemerintah akan menghilangkan pembatasan biosekuriti setelah ‘penilaian berbasis sains dan risiko yang ketat’ menunjukkan risiko penyakit telah dikelola dengan baik di pihak AS.
“Australia mendukung perdagangan yang terbuka dan adil – industri sapi kami telah sangat diuntungkan dari hal ini,” ujar Collins dalam sebuah pernyataan.
Australia, yang memiliki beberapa aturan biosekuriti paling ketat di dunia, hingga kini tidak menerima daging sapi dari hewan yang dibesarkan di Kanada dan Meksiko tapi disembelih di AS.
Canberra mencabut larangan daging sapi dari sapi yang dibesarkan dan disembelih di AS pada 2019, yang sebelumnya diberlakukan menanggapi wabah penyakit sapi gila.
Keputusan ini muncul setelah Trump menyoroti pembatasan Australia terhadap daging sapi AS dalam pengumuman “Hari Pembebasan”-nya pada 2 April, yang juga mencakup penetapan tarif besar-besaran terhadap puluhan negara.
“Australia melarang – mereka orang-orang yang hebat dan semuanya bagus – tapi mereka melarang daging sapi Amerika,” kata Trump.
“Mereka enggak mau ambil daging sapi kami sama sekali,” tambahnya.
“Mereka gak mau karena tidak ingin memengaruhi peternak mereka, dan kalian tahu, aku enggak menyalahkan mereka. Tapi kami bakal lakukan hal yang sama mulai tengah malam ini, kurasa.”
Australia, yang mengekspor sekitar 70 persen daging sapinya, termasuk pemasok utama daging merah ke AS, namun mengonsumsi sedikit daging sapi AS.
Berdasarkan statistik pemerintah, Australia mengekspor sekitar 26.000 ton daging sapi dan sapi muda ke AS dalam tiga minggu pertama Juli.
Meat & Livestock Australia, perusahaan milik produsen yang mendukung industri sapi lokal, menyatakan perubahan ini bakal berdampak minimal pada pasar.
“Potensi impor besar-besaran daging sapi AS ke Australia sangat kecil, mengingat tingginya permintaan daging di AS, populasi sapi AS yang rendah, kuatnya dolar Australia, pasokan domestik kami yang kompetitif, dan yang terpenting preferensi kuat warga Australia terhadap daging sapi lokal yang berkualitas, lezat, dan bergizi,” jelas perusahaan tersebut.
“Faktanya, permintaan daging sapi Australia di AS terus meningkat. Pada Juni 2025, ekspor ke AS naik 24 persen year-on-year, meski ada tarif 10 persen yang diberlakukan bulan April.”