FBI sudah mengeluarkan peringatan tentang penipuan canggih yang disebut “Peretasan Hantu”. Penipuan ini berhasil menguras habis rekening bank banyak warga Amerika, khususnya mereka yang mau pensiun.
Penipu “Phantom Hacker” bekerja dalam tiga tahap yang dirancang khusus untuk memanipulasi korbannya agar memberikan akses ke uang mereka. FBI bilang bahwa korban sering kehilangan semua tabungan, dana pensiun, dan uang investasi mereka dengan dalih untuk ‘melindungi’ aset itu.
Penipu memanfaatkan minat pribadi korban, yang biasanya mereka dapat dari media sosial. Aaron Rose dari Check Point Software mengatakan, “Penjahat pakai minat pribadi supaya aksi mereka kelihatan asli, jadi sulit ketahuan.”
Sejak tahun 2024, penipuan ini sudah mencuri dana lebih dari $1 miliar. Mayoritas korbannya berusia minimal 60 tahun. Operasinya rumit, melibatkan banyak penipu yang pura-pura jadi orang lain, nomor telepon palsu, dan tindak lanjut yang terkoordinir.
Dalam penipuannya, para penjahat ini berpura-pura sebagai dukungan teknis dari perusahaan yang sah. Mereka minta korban mengunduh program yang memberi akses ke komputer korban. Lalu, penipu menyuruh korban membuka rekening finansial untuk memeriksa transaksi tidak sah.
Tahap selanjutnya, penipu lain yang pura-pura jadi karyawan institusi keuangan terkenal menelpon korban dan bilang rekening mereka diretas. Penipu kemudian bantu memindahkan dana ke pihak ketiga, seperti Federal Reserve atau agen pemerintah AS.
Peringatan FBI tentang penipuan “Phantom Hacker” menekankan ancaman kejahatan cyber yang semakin besar di AS. Pendekatan multi-tahap dan penggunaan info pribadi untuk mendapatkan kepercayaan korban menunjukkan betapa canggihnya para penjahat cyber ini. Fakta bahwa mereka menargetkan orang yang lebih tua, yang mungkin kurang paham teknologi, memperlihatkan pentingnya kewaspadaan dan edukasi keamanan cyber untuk kelompok ini.