Setelah Menutup Vine pada 2017, Mantan CEO Twitter Jack Dorsey Investasi di Aplikasi Reboot dengan Lebih dari 10.000 Video Enam Detik yang Diarsipkan

Waktu Twitter, yang sekarang namanya X, tutup Vine di tahun 2017, pengguna pikir video-video pendeknya hilang selamanya. Tapi sekarang, bos sebelumnya yang nutup aplikasi itu bantu bawa Vine kembali.

Jack Dorsey, mantan pemimpin Twitter dan sekarang CEO di perusahaan pembayaran Block, mendukung aplikasi reboot Vine yang namanya diVine. Aplikasi ini rencananya akan menampilkan lagi 10,000 video yang diarsipkan dari platform yang sudah tutup itu. Aplikasi baru ini, yang dibiayai oleh organisasi nirlaba Dorsey “and Other Stuff,” juga akan punya pendirian kuat melawan konten buatan AI yang sudah menyebar di internet. Mereka akan pakai filter khusus untuk cegah postingan AI.

Usaha menghidupkan kembali Vine ini mungkin juga bisa lebih cepat dari Elon Musk. Orang terkaya di dunia dan pemilik X itu bilang di bulan Agustus bahwa perusahaannya sedang berusaha buka akses pengguna ke arsip video Vine yang mereka punya. Tapi tidak jelas apakah janji Musk ini akan jadi kenyataan.

X tidak langsung menanggapi permintaan komentar dari Fortune.

diVine dipimpin oleh Evan Henshaw-Plath, yang juga dikenal dengan nama onlinya Rabble. Hubungannya dengan Dorsey sudah lama, sejak dari Odeo, aplikasi podcast tempat Twitter awalnya dibuat sebagai proyek sampingan. Dia bilang ke TechCrunch, bagian dari visi membuat aplikasi diVine adalah untuk membawa teknologi kembali ke masa sebelum AI, ke masa web 2.0, untuk bernostalgia.

“Jadi intinya, saya kayak, bisakah kita melakukan sesuatu yang nostalgia?” katanya. “Bisakah kita melakukan sesuatu yang bawa kita kembali, yang biarin kita liat hal-hal lama itu, tapi juga biarin kita lihat era media sosial di mana kamu bisa kontrol algoritmamu, atau kamu bisa pilih siapa yang kamu ikuti, dan feed-mu cuma milikmu, dan di mana kamu tahu bahwa itu adalah orang beneran yang merekam videonya?”

MEMBACA  Rival Baru untuk Xbox dan PlayStation dari Valve

Setelah beberapa bulan melakukan penelitian dan coding, Henshaw-Plath berhasil mengambil “sebagian besar” video Vine yang paling populer dan akun penggunanya. Dia melakukan ini dengan menggali arsip yang dibuat oleh grup arsip yang namanya Archive Team, yang tujuannya menyimpan website-website yang bisa hilang.

Pengguna Vine sebelumnya yang videonya dihidupkan kembali bisa klaim akun lama mereka dengan membuktikan bahwa mereka masih punya akses ke akun media sosial yang terdaftar di profil Vine mereka yang sudah mati. Mereka juga bisa minta videonya dihapus.

Aplikasi yang dihidupkan kembali ini dihosting oleh sebuah protokol terbuka dan terdesentralisasi yang didukung Dorsey namanya Nostr. Dia bilang ini membuat diVine tidak butuh venture capitalist, model bisnis yang beracun, atau tim engineering yang besar. Kali ini, video-video Vine tidak akan hilang dari sejarah, tambahnya.

“Alasan saya danai yang nirlaba, ‘and Other Stuff’, adalah untuk memungkinkan engineer kreatif kayak Rabble untuk tunjukkin apa yang mungkin di dunia baru ini, dengan menggunakan protokol yang tanpa izin dan tidak bisa ditutup berdasarkan keinginan pemilik perusahaan,” kata Dorsey dalam pernyataannya ke TechCrunch.