Indeks S&P 500 turun 0,27% pada Rabu karena investor menilai kesepakatan dagang Trump dengan China yang kurang detail serta laporan inflasi yang lebih baik dari perkiraan analis.
Pasar saham anjlok di hari Rabu meskipun ada perkembangan positif dalam perang dagang AS-China dan laporan inflasi bulan Mei yang lebih baik dari yang diharapkan. S&P 500 turun 0,27%, Nasdaq turun 0,50%, sedangkan Dow Jones hampir tidak berubah.
“KESEPAKATAN KAMI DENGAN CHINA SUDAH SELESAI, TINGGAL MENUNGGU PERSETUJUAN TERAKHIR DARI PRESIDEN XI DAN SAYA,” tulis Presiden Donald Trump di platform media sosialnya, Truth Social, merujuk pada Presiden Xi Jinping.
Trump tidak memberikan detail banyak, tapi dia bilang China akan terus ekspor magnet dan bahan tanah jarang ke AS dengan tarif hanya 10% untuk barang AS. Sebaliknya, AS akan mengenakan tarif 55% untuk ekspor dari China dan mengizinkan pelajar China tetap kuliah di Amerika.
Sebelumnya, AS dan China saling mengenakan tarif hingga 145% dan 125%. Pemerintah Trump juga sempat mengancam akan membatalkan visa pelajar China, yang disebut oleh menteri luar negeri China sebagai tindakan “diskriminatif.”
Masih belum jelas kapan kesepakatan dagang ini berlaku atau apakah AS memberikan konsesi lebih ke China. Xinhua, media pemerintah China, menyatakan kedua negara telah melakukan pembicaraan “jujur dan mendalam” mengenai kesepakatan ini.
Sementara itu, Biro Statistik Tenaga Kerja AS merilis laporan indeks harga konsumen untuk Mei. Inflasi hanya naik 0,1% dari April menjadi 2,4%, sedikit lebih rendah dari perkiraan ekonom sebesar 2,5%.
Analis khawatir tarif agresif Trump akan menaikkan harga bagi konsumen AS. Tapi, beberapa memperingatkan bahwa efek penuh perang dagang belum terasa sepenuhnya. “Inflasi yang melambat itu bagus, tapi kami sadar mungkin ada kenaikan harga akibat tarif di paruh kedua tahun ini,” tulis Rick Rieder dari BlackRock.
Penurunan pasar di hari Rabu ini terjadi setelah seminggu kenaikan. Pada Juni, S&P 500 hampir menyamai rekor tertingginya di Februari, tak lama setelah pelantikan presiden ke-47 AS.
Cerita ini pertama kali muncul di Fortune.com