Penurunan Kredit Gen Z yang Mengkhawatirkan: Kredit Pendidikan dan Gaya Hidup Konsumtif Diduga Jadi Penyebab

Saat Gen Z menunggu bagian mereka dari Transfer Kekayaan Besar senilai $124 triliun dari keluarga baby boomer, dasar keuangan generasi ini sedang diuji.

Biasanya, konsumen muda mengalami kenaikan nilai kredit tercepat karena mereka baru membangun riwayat keuangan. Tapi tahun ini, yang terjadi malah sebaliknya: skor kredit FICO rata-rata Gen Z turun 3 poin ke 676. Itu 39 poin lebih rendah dari rata-rata nasional 715, menurut laporan FICO baru.

Penurunan ini adalah tanda bahaya, kata Erin Stillwell, bukan cuma untuk konsumen muda, tapi juga untuk kesehatan pasar kredit secara keseluruhan.

"Dewasa muda sekarang meminjam hanya untuk mencapai stabilitas dasar, bukan untuk kemewahan," katanya kepada Fortune. "Penurunan ini mencerminkan generasi yang membangun identitas keuangan dalam sistem yang memberi hadiah untuk stabilitas tapi memberikan volatilitas."

Dan volatilitas itu semakin menumpuk. Gen Z lebih mungkin merasakan dampak inflasi yang bandel dan suku bunga tinggi. Dengan waktu yang lebih sedikit untuk menabung, berinvestasi di pasar saham, atau dapat untung dari kenaikan harga rumah, mereka sudah berada di landasan keuangan yang lebih goyah. Ditambah lagi dengan kembalinya pembayaran pinjaman pelajar dan tren "doomspending"—impuls untuk belanja sebagai cara mengatasi kecemasan finansial—ini menjadi badai yang sempurna.

"Di bandingkan generasi sebelumnya, kerapuhan finansial Gen Z bukan hanya siklis—tapi struktural," tambah Stillwell. "Merekah adalah kelompok pertama yang menghadapi tekanan inflasi tinggi, kredit digital, dan tekanan konsumsi dari media sosial secara bersamaan."

‘Efek Bola Salju’ Finansial Jangka Panjang yang Bisa Menjebak Gen Z

Walaupun naik-turunnya skor kredit adalah hal biasa—terutama saat ada perubahan besar seperti kembalinya cicilan pinjaman pelajar—penurunan saat ini bisa berakibat jangka panjang jika kebiasaan belanja dan bayar utang tidak berubah.

MEMBACA  Dana Infrastruktur Membayar $1 Miliar untuk Akuisisi Jalur Kereta Api Regional Terbesar di AS

"Saya sangat kecewa ketika tahu informasi bahwa Gen Z, generasi yang sedang naik, [yang seharusnya] membantu negara kita bergerak… mengalami penurunan yang katastrofik ini," kata pakar kredit Micah Smith kepada Fox Business. "Begitu skor kredit turun, itu seperti efek bola salju. Karena dia mempengaruhi semua hal yang kamu lakukan selanjutnya."

Skor kredit yang lebih rendah bisa menyulitkan dapat kartu kredit atau pinjaman, meningkatkan biaya pinjaman, atau bahkan mempengaruhi aplikasi asuransi mobil atau sewa apartemen. Lama-kelamaan, ini bisa menjebak orang muda dalam siklus utang dan kehilangan peluang untuk membangun masa depan finansial—dari memulai bisnis sampai beli rumah.

Kepemilikan rumah khususnya, yang lama dianggap sebagai fondasi Mimpi Amerika, semakin sulit diraih. Rata-rata, Gen Z sekarang punya utang pribadi lebih dari $94,000, jauh lebih banyak dari milenial (~$60,000) atau Gen X ($53,000). Dengan harga sewa yang masih tinggi di banyak daerah, menabung untuk uang muka rumah terasa hampir mustahil.

"Ini bukan cuma masalah individu—tapi masalah masyarakat," kata Stillwell. "Generasi yang tidak bisa membangun stabilitas finansial berarti dinamisme ekonomi lebih rendah dan pembentukan rumah tangga yang lebih lemah."

Tapi, dia bilang masih ada ruang untuk optimis—terutama jika Gen Z memperlakukan kesehatan finansial mereka seperti kesehatan tubuh: "Maafkan kesalahan di masa lalu, tapi belajar dari mereka dengan cepat."

"Ketahanan finansial bukanlah tentang kesempurnaan; tapi tentang pengulangan dan perbaikan," kata Stillwell.

Fortune Global Forum kembali pada 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara eksklusif yang membentuk masa depan bisnis. Ajukan permohonan undangan.