Orang kaya akan terus bertambah kaya, kata UBS, tapi Bain menyatakan mereka mungkin berusaha menyembunyikannya. Tips untuk visual yang baik: Gunakan font yang elegan seperti serif untuk kesan mewah. Tambahkan sedikit ruang antara baris untuk keterbacaan. Jika memungkinkan, beri aksen warna emas atau hitam untuk menonjolkan kata "kaya" dan "UBS/Bain".

Saat ekonomi tidak stabil, kekayaan sering jadi topik yang dipolitisasi.

Di era Trump 2.0, ini berarti debat tentang siapa yg harus bayar pajak dan berapa besar, apa artinya ‘kaya’, dan bagaimana uang swasta harus dipakai untuk masalah keuangan publik.

Rencana ‘Satu RUU Besar dan Indah’ dari Gedung Putih bikin pro-kontra. Menurut hitungan CBO, kebijakan ini akan merugikan orang miskin sekitar $1.600 per tahun, sementara penghasilan keluarga kaya naik rata-rata $12.000 per tahun.

Ini karena perubahan kebijakan seperti kenaikan batas warisan dan hadiah jadi $15 juta, serta batas potongan pajak lokal dari $10.000 ke $40.000.

Menurut Paul Donovan, ekonom utama UBS, masalahnya adalah banyak orang kaya di Amerika nggak sadar mereka sebenarnya kaya.

Dia bilang: “Orang bilang, ‘ya, pajak kekayaan harus untuk jutawan, tapi bukan aku, aku bukan jutawan,’ padahal punya apartemen dua kamar di Manhattan. Itu artinya kamu jutawan.”

Donovan juga bilang media sosial bikin persepsi kekayaan jadi salah. Meski ketimpangan nggak berubah, orang merasa lebih miskin karena lihat gaya hidup mewah di online.

“Banyak orang kaya tapi merasa kurang karena hidupnya nggak seperti influencer,” katanya.

Malu beli barang mewah

Karena kekayaan jadi topik sensitif, bahkan orang kaya mulai kurangi beli barang mahal.

Laporan Bain&Co tunjukkan penjualan barang mewah turun.

Claudia D’Arpizio, salah satu penulis laporan, bilang istilah ‘luxury shame’ muncul saat krisis 2008, saat kekayaan dianggap tidak sopan.

Dulu, toko mewah pakai kantong kertas putih karena orang malu bawa tas brand mahal. Sekarang, di Cina, pemerintah minta orang kaya jangan pamer kekayaan.

Ketegangan ini mulai ke Barat, jadi brand mewah harus lebih fokus ke budaya dan inovasi.

MEMBACA  Kolaborasi tas Collina Strada dengan Baggu mendapat kritik karena menggunakan cetakan yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan.

Orang kaya makin kaya

Tapi meski orang kaya nggak sadar atau nggak mau tunjukkan kekayaan, aset mereka tetap tumbuh.

Donovan bilang ada dua faktor: nasionalisme ekonomi (seperti kebijakan ‘America First’ Trump) dan perubahan pola konsumsi.

“Orang kaya sekarang lebih suka beli pengalaman, seperti liburan, makan di restoran, atau konser Taylor Swift. Juga baju baru buat dipamerin di Instagram,” katanya.

Jadi, ini bukan soal malu kaya, tapi tren konsumsi yang berubah.