Judul yang sudah ditulis ulang dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: Donald Trump Sebut Vladimir Putin ‘Gila’ Usai Serangan Udara Besar-besaran di Ukraina

Tetap update dengan info gratis

Cukup daftar ke War in Ukraine myFT Digest—langsung dikirim ke inbox kamu.

Donald Trump sebut Presiden Rusia Vladimir Putin "gila" saat mengkritik keras Moskow setelah serangan udara ke Ukraina.

Presiden AS itu bilang Minggu malam bahwa dia "tidak senang dengan tindakan Putin" setelah Rusia serang puluhan kota Ukraina, menghancurkan harapan perdamaian usai pertukaran tawanan terbesar hari Minggu.

"Dia bunuh banyak orang. Aku nggak tau apa yang terjadi sama Putin," kata Trump ke wartawan. "Kita lagi bicara, tapi dia tembak rudal ke Kyiv dan kota lain… Aku benci banget."

Di akun Truth Social, Trump ulangi kritiknya dan bilang kalau Putin coba kuasai seluruh Ukraina, itu akan "jatuhkan Rusia".

"Aku selalu punya hubungan baik sama Putin, tapi sesuatu terjadi sama dia. Dia jadi benar-benar GILA!" tulis Trump. "Dia bunuh orang sia-sia, bukan cuma tentara. Rudal dan drone ditembakin ke kota-kota Ukraina tanpa alasan. Aku selalu bilang dia mau SEMUA Ukraina, bukan cuma sebagian—dan mungkin itu terbukti benar. Tapi kalau dia lakukan, Rusia akan hancur!"

Trump juga serang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy: "Setiap kata darinya bikin masalah. Aku nggak suka, harus berhenti."

Serangan Rusia Minggu tewaskan minimal 12 orang dan lukai puluhan lainnya. Angkatan Udara Ukraina bilang ini serangan udara terbesar sejauh perang—367 rudal dan drone dikirim Moskow, setelah serangan besar Sabtunya.

Zelenskyy bilang 30 kota di 12 wilayah jadi sasaran. Dia desak sekutu Barat tekan Moskow lebih keras, sebut ini bukti Putin nggak mau damai.

"Putin harus dipaksa mikirin akhir perang, bukan nembak rudal," kata Zelenskyy. Setiap serangan udara Rusia adalah "alasan cukup untuk sanksi baru."

MEMBACA  Ribuan pekerja Disneyland memberikan suara untuk mengizinkan mogok

Putin tolak tuntutan AS dan Eropa untuk gencatan senjata. Satu-satunya kesepakatan yang dipatuhi Moskow adalah pertukaran 1.000 tawanan perang Ukraina dengan 1.000 tawanan Rusia akhir pekan lalu.

Pertukaran ini disetujui di Istanbul awal bulan ini—pertemuan langsung pertama Ukraina-Rusia dalam 3 tahun—dimulai Jumat dan selesai dalam 3 hari. Zelenskyy bilang 303 tentaranya kembali Minggu lalu.

Meski pertukaran disambut baik Kyiv sebagai kerjasama langka dengan Moskow, pejabat Ukraina ragu ini punya arti lebih luas.

Pejabat Rusia baru-baru ini sebut mereka mungkin serang lagi wilayah perbatasan Sumy dan Kharkiv di timur laut Ukraina. Putin bilang pasukannya sedang buat "zona penyangga" di sana.

Putin juga tetap pada posisi maksimalis dalam perundingan damai—yang menurut pejabat Ukraina adalah tanda dia akan lanjutkan perang terbesar di Eropa hampir seabad ini.

Dokumen dari kantor presiden Ukraina yang dilihat Financial Times berisi daftar puluhan entitas di sektor energi, keuangan, dan industri militer Rusia yang ingin disanksi oleh Eropa.

Beberapa pejabat Ukraina dan analis Barat peringatkan Rusia mungkin siapkan serangan udara besar-besaran baru, bersamaan dengan potensi serangan darat.

Lonjakan serangan rudal dan drone Rusia akhir pekan bisa jadi fase awal strategi ini.

Rusia sekarang produksi rudal dan drone lebih cepat dari yang dipakai, menimbun stok, dan tekan pertahanan Ukraina yang sudah melemah.

Ini artinya Ukraina butuh dukungan Barat lebih besar untuk pertahanan—di saat dukungan AS belum pasti dan persediaan Eropa nggak bisa gantikan persenjataan AS, terutama pertahanan udara.

(Ada typo di "benar-benar GILA" dan "Rusia akan hancur!")