Dan Sheridan udah bekerja di Brooks Running lebih dari 25 tahun, dan sekarang dia udah jadi CEO lebih dari setahun. Tapi dia bilang masih terus belajar dari bosnya sendiri: Warren Buffett. Legenda investasi berusia 95 tahun itu terkenal dengan julukan “Oracle of Omaha” karena kepintarannya di bisnis. Sheridan pasti setuju sama pendapat itu.
“Kami sangat beruntung,” kata Sheridan baru-baru ini di podcast Leadership Next milik Fortune, sambil bicara soal status Brooks sebagai anak perusahaan Berkshire Hathaway. “Struktur kepemilikan kami mungkin yang terbaik di dunia, kan? Kami dimiliki oleh—yang saya sebut GOAT kapitalisme—Warren Buffett,” ujar Sheridan. “GOAT” artinya “greatest of all time,” istilah dari dunia olahraga yang sekarang dipake di banyak bidang lain.
Ucapan itu bukan sekadar pujian biasa. Bagi Brooks Running, jadi bagian dari keluarga Berkshire Hathaway artinya dapat stabilitas dan kepercayaan diri yang jarang ada, apalagi di dunia retail yang biasanya gampang berubah.
Sheridan, yang udah kerja di Brooks selama 25 tahun dan jadi CEO sejak April 2024, ingat betul pertemuannya dengan Buffett, termasuk di rapat pemegang saham Berkshire Hathaway. Acara itu, yang biasanya jadi ajang berkumpul investor dan pecinta bisnis, juga jadi waktu buat Brooks merayakan pencapaian bersama pemiliknya yang terkenal hands-on.
Tahun 2014, waktu Brooks merayakan ulang tahun ke-100, Buffett khusus datang ke Seattle buat merayakannya. Di depan karyawan Brooks, Buffett singkatnya bilang filosofi investasinya: “Berkshire fokus jangka panjang, dan tugas kalian cuma satu: pastiin merek lebih kuat di akhir tahun daripada di awal tahun,” kata Sheridan. Nasihat itu bikin dia terkesan dan terus membentuk cara pimpinnya.
‘Harus lakuin ribuan hal buat jaga merek tetap kuat’
Dilihat sekilas, nasihat itu terdengar sederhana. Tapi Sheridan bilang, “Sebenernya, itu hal besar buat kami. Harus lakuin ribuan hal buat jaga merek tetap kuat. Harus bikin produk bagus. Jaga semangat dan budaya perusahaan. Bikin pelanggan senang. Buat saya sebagai pemimpin, itu yang selalu saya pikirkan: Apa merek kami makin kuat tiap musim, di tiap pasar?”
Fokus pada peningkatan bertahap dan konsisten ini mirip dengan cara Warren Buffett, yang hindari solusi instan dan lebih milih “investasi, keputusan susah, dan kemampuan.” Buat Brooks, artinya investasi terus di inovasi dan teknologi, jaga merek dengan hati-hati, dan pertahankan hubungan erat dengan komunitas pelari.
Waspadai ABC
Sheridan punya prinsip kepemimpinan yang dia pelajari dari Charlie Munger: Hindari “ABC” dari kemunduran perusahaan. “Dia sering bilang soal ABC: arrogance (sombong), bureaucracy (birokrasi), dan complacency (puas diri).” Buat Sheridan, ini bukan cuma peringatan, tapi disiplin sehari-hari.
“Saya selalu rendah hati karena saya gak tau segalanya. Jadi saya selalu penasaran dan ingin belajar dari orang lain,” kata Sheridan. Dia tekankan pentingnya kerendahan hati dan mendengar, supaya perusahaan jadi tempat di mana pertanyaan diterima dan belajar terus terjadi—mirip filosofi Munger dan Buffett tentang belajar seumur hidup.
Sheridan juga gak suka birokrasi. “Saya sering bilang saya alergi sama birokrasi… bahkan di organisasi nonprofit atau komite sekolah, pertanyaan pertama saya selalu, ‘Apa di sini banyak birokrasi?’ Saya gak bisa kerja di tempat begitu. Brooks adalah tempat dengan sedikit birokrasi,” ujarnya.
Pendekatan ini bikin Brooks tetap lincah—meski udah besar dan terus berkembang global. Tapi bahaya ketiga, yaitu puas diri, selalu mengintai perusahaan sukses seperti Brooks. “Setiap organisasi bisa tergoda buat berpuas diri, dan Brooks gak kebal dari itu,” akui Sheridan.
Brooks terus maju
Brooks Running sekarang jadi nomor 1 di sepatu lari performa di AS dan Jerman, dan tumbuh pesat di pasar internasional—dengan pendapatan global naik 15% di kuartal pertama 2025, bahkan melonjak 221% di Asia Pasifik dan Amerika Latin.
Tapi Sheridan tegas: “Di pasar lain, masih banyak ruang buat tumbuh.”
Brooks udah tumbuh pesat beberapa tahun terakhir, dengan pendapatan $1,2 miliar di 2023, sebagian besar dari Amerika Utara. Sheridan berperan penting dalam menghadapi tantangan seperti gangguan rantai pasokan global dan perubahan selera konsumen di industri olahraga. Sekarang, dengan dukungan Buffett dan dewan, Brooks berencana ekspansi lebih besar ke luar negeri, terutama Cina dan Eropa.
Menurut Sheridan, pertumbuhan ini tergantung pada menghindari puas diri dan fokus pada eksekusi harian. Ekspansi terakhir Brooks—dari kerja sama atlet Olimpiade hingga popularitas di Cina dan Eropa—didorong oleh pola pikir ini.
Sheridan bilang, gaya kepemimpinannya, yang dibentuk setelah hampir 30 tahun di Brooks, juga ditandai dengan kemauan buat “tetap punya visi besar, tapi juga turun ke lapangan.” Buat Sheridan, menyeimbangkan visi jangka panjang dengan fokus operasional sangat penting dalam memimpin merek menghadapi perubahan industri, persaingan ketat, dan kompleksitas global.
Bagi Brooks Running, “GOAT kapitalisme” di Berkshire Hathaway bukan cuma figur di ruang rapat—mereka adalah mentor yang filosofi bisnisnya membentuk setiap keputusan besar. Dengan rendah hati, menghindari birokrasi, dan menolak berpuas diri, Sheridan berencana menulis bab baru dalam cerita Brooks—yang penuh ketahanan, adaptasi, dan yang paling penting, tetap lapar akan kesuksesan.