Pasar IPO Bangun dari Tidur Panjang
Pasar IPO akhirnya bangun setelah tidur lebih dari tiga tahun, berkat kesuksesan beberapa perusahaan seperti Circle dan CoreWeave. Tapi meski banyak bankir dan eksekutif modal ventura berharap gelombang besar IPO akan datang di musim gugur, risiko seperti tarif dan konflik geopolitik bisa mengganggu tren ini.
Tahun ini, lebih banyak perusahaan go public dibanding sejak tahun 2021, yang juga jadi tahun rekor untuk IPO. Sampai 18 Juni 2025, 95 perusahaan telah terdaftar di bursa AS, mengumpulkan $15,6 miliar—naik 30% dari tahun lalu dan hampir dua kali lipat dari tahun 2022 dan 2023.
Meski ini musim IPO terbaik dalam beberapa tahun, masih jauh dari tahun 2021 saat banyak perusahaan rugi pun masih pengen go public. "Kita belum kembali ke level 2021 di mana semua orang ikut-ikutan," kata Matt Kennedy dari Renaissance Capital.
Brad Bernstein dari FTV Capital bilang, "Pasar IPO sudah bangkit dari kematian karena tiga tahun terakhir sangat buruk. Tapi belum benar-benar hidup, masih cukup selektif."
Banyak perusahaan yang masih menunggu. Sekitar 200 perusahaan sudah daftar di Nasdaq, naik 13% dari tahun lalu. "Kondisi pasar dinamis, tapi antrian masih kuat," ujar Jeff Thomas dari Nasdaq.
Beberapa IPO sukses tahun ini: saham Circle naik 168% saat debut, lalu terus naik 677%. CoreWeave (perusahaan AI) naik 359%, dan AIRO (pengembang drone) naik 122%. Ada juga yang lebih stabil, seperti eToro (+14%) dan Chime (+9,2%).
David Mort dari Propel Venture Partners bilang, kesuksesan IPO seperti Chime, Circle, dan eToro—yang kelebihan peminat—memberi kepercayaan bagi perusahaan lain.
IPO Hot di Juli?
Harapan tinggi IPO akan terus naik di paruh kedua 2025. Tapi David Roos dari Core Innovation Capital memperingatkan, masalah makroekonomi seperti perang dengan Iran atau tarif bisa mengacaukan pasar. Volatilitas pasar biasanya buruk untuk IPO karena bikin investor ragu.
Salah satu sumber volatilitas adalah kebijakan tarif Donald Trump di April yang bikin pasar saham AS anjlok. Beberapa perusahaan seperti Klarna dan StubHub sempat menunda IPO mereka. Chime akhirnya lanjut, tapi Klarna dan StubHub masih belum tentu jadwalnya.
Tarif Trump dijeda 90 hari, yang akan berakhir bulan depan. "Volatilitas mungkin meningkat di Juli," kata Roos.
Musim panas biasanya sepi IPO karena banyak bankir liburan. Tahun ini juga diperkirakan begitu. Tapi jika pasar stabil, beberapa perusahaan mungkin tetap go public. IPO besar kemungkinan baru ramai lagi di musim gugur.
Renaissance Capital tadinya perkirakan IPO akan ramai di Juli, tapi sekarang prediksi mereka lebih moderat—hanya 2-3 IPO per minggu. "Kami tidak akan terlalu sibuk," kata Kennedy.
Nama-nama besar yang mungkin IPO di musim gugur termasuk Klarna, StubHub, Figma, Gemini, Bullish, dan Medline. Perusahaan seperti Stripe, Plaid, dan Canva juga mungkin ikut.
Di Ambang Batas
Masalah besar lain untuk IPO tahun ini adalah kinerja setelah listing. Di tahun 2021, 397 perusahaan IPO dengan total $142,4 miliar, tapi 80%-nya masih di bawah harga IPO. Performa buruk ini bikin investor menjauhi IPO selama beberapa tahun.
Chime, yang awalnya naik 37% saat debut, sekarang turun di beberapa sesi perdagangan. Jika Chime "break" (turun di bawah harga IPO $27), ini bisa jadi tanda sentimen investor menurun dan mempengaruhi perusahaan sejenis. Chime saat ini diperdagangkan sekitar tujuh kali lipat pendapatan, tapi jika angka ini turun di bawah lima kali, maka "tidak akan banyak fintech konsumen lain yang mau go public," ujar Edwin Loredo, partner di Core Innovation. Chime menolak berkomentar.
Masalah lain adalah tentang lockups yang harus dihadapi semua perusahaan yang baru go public. Saat bisnis go public, orang dalam—biasanya karyawan dan investor awal—sering dilarang jual saham mereka untuk waktu tertentu, biasanya 90 sampai 180 hari. Setelah lockup habis, mereka bebas jual saham, yang biasanya bikin harga saham turun atau jadi lebih fluktuatif.
Banyak perusahaan yang baru listing, termasuk Circle, Chime, dan CoreWeave, bisa pertahankan harga di atas harga penawaran. Tapi belum jelas apakah mereka bisa pertahankan ini setelah lockup berakhir. CoreWeave punya lockup 180 hari yang habis September, sedangkan Chime dan Circle berakhir di Desember.
"Ujian sebenarnya buat Chime dan Circle adalah bagaimana saham mereka setelah lockup selesai. Jika saham di bawah harga IPO 200 hari lagi, itu bukan pertanda bagus. Tapi kalau masih di atas harga IPO meski banyak yang jual, itu sinyal sangat positif," kata Bernstein dari FTV.