Impian Gen Z akan Natal Bergaya Ralph Lauren di Ekonomi Amerika Serba Terjangkau

Musim liburan ini, ada tren baru yang sedang populer di rumah-rumah Amerika: "Natal ala Ralph Lauren." Tapi tren ini bukan cuma untuk orang kaya yang belanja barang mewah. Banyak juga orang Amerika yang hemat uang sedang membuat versi Natal mereka sendiri dengan gaya mewah tahun 90-an. Mereka beli dekorasi dari toko barang murah dan toko loak untuk dapatkan sedikit nuansa glamor Natal ala Ralph Lauren.

Di TikTok dan Instagram, sebutan "Ralph Lauren Christmas" naik lebih dari 600% dibanding tahun lalu. Pencarian untuk dekorasi terkait juga naik lebih dari 180% di Etsy. Menurut Chase Varga dari perusahaan analisis pemasaran ListenFirst, tren ini sudah bukan hal khusus lagi, tapi sudah jadi perilaku mainstream untuk rencana liburan.

Kalau lihat media sosial, banyak yang pajang dekorasi seperti hiasan perapian dengan kain velvet dan kotak-kotak, boneka nutcracker tua di rak kayu, dan meja yang penuh hiasan natal maksimal. Gaya ini banyak terinspirasi dari nostalgia tahun 1990-an, waktu di mana gaya mewah Amerika dan Natal yang "bagus" terasa bisa dicapai.

Gaya Mewah dengan Uang Sedikit

Yang menarik dari tren viral ini bukanlah orang ramai-ramai beli di toko mewah, tapi justru banyak kreator yang jujur kalau mereka cari "tampilan" itu di toko loak atau toko diskon. Mereka pakai lilin palsu, boneka nutcracker plastik, dan selimut kotak-kotak biasa sebagai pengganti yang murah untuk gaya signature Ralph Lauren. Kalau barang aslinya bisa ratusan dolar, tantangannya adalah bagaimana dapat nuansa Natal ala Ralph Lauren dengan harga yang jauh lebih murah.

Ini bukan cuma soal suka estetikanya, tapi juga karena kebutuhan ekonomi. Inflasi dan naiknya harga membuat banyak orang Amerika harus lebih hemat untuk anggaran liburan mereka. Toko-toko pun ikut meramaikan tren ini dengan menawarkan barang yang mirip tapi lebih terjangkau.

MEMBACA  CEO Citadel Ken Griffin mengatakan 'menakutkan untuk menonton' saat tarif membuka pintu bagi kapitalisme kaki tangan

Orang-orang mencari elemen tradisional seperti selimut kotak-kotak, pita velvet, dan hiasan emas di mana saja mereka bisa temukan. Grup media sosial dan channel YouTube penuh dengan tips untuk barang "tiruan" atau DIY yang bisa memberikan nuansa hangat dan nyaman ala Ralph Lauren tanpa harganya yang mahal. Bagi banyak orang, merangkai elemen-elemen ini adalah cara untuk menciptakan nuansa liburan yang elegan dan cozy seperti yang mereka ingat dari masa kecil atau film.

Nostalgia, atau Ada Makna Lain?

Beberapa kritikus di internet bertanya-tanya apakah "tren" ini cuma bungkus baru untuk tradisi Natal dasar. Tapi bagi yang lain—terutama kreator Generasi Milenial dan Gen Z yang besar dengan impian liburan seperti di katalog—"Natal ala Ralph Lauren" menggambarkan sebuah suasana dan juga koleksi barang: yaitu kerinduan akan kehangatan, rasa aman, dan kumpul keluarga di masa yang tidak pasti.

Motif inti gaya ini—seperti perapian, warna jewel tone, dan tekstur berlapis—tidak hanya mengingatkan pada kemewahan desainer, tapi juga kenangan di rumah nenek atau acara TV spesial liburan. Dalam ekonomi yang tidak pasti, kenyamanan yang ditemukan dalam ritual, tradisi, dan nuansa elegan yang terkesan "old money" terasa sangat menarik.

Tidak peduli dari mana barangnya, Natal ala Ralph Lauren ini lebih tentang suasana daripada nama merek. Tren Natal ala Ralph Lauren di tahun 2025 ini tak lepas dari nostalgia dan kecerdikan orang Amerika biasa—bukti bahwa dengan lampu fairy, lilin imitasi, dan pita kotak-kotak dari toko murah, siapa saja bisa menciptakan sedikit keajaiban liburan mewah ala tahun 90-an.

Untuk cerita ini, Fortune menggunakan AI generatif untuk membantu draft awal. Seorang editor memverifikasi keakuratan informasinya sebelum diterbitkan.

MEMBACA  Kepala UAW mengkritik catatan kerja Donald Trump dalam urusan ketenagakerjaan