Dengan kenaikan tarif dramatis Presiden Donald Trump yang hampir dimulai, negara-negara di seluruh dunia bergegas pada Kamis utk menyelesaikan kerangka perdagangan mereka dgn AS, mencari tahu berapa tarif pajak yg mungkin dihadapi barang mereka, dan bersiap utk ketidakpastian.
Sebelum batas waktu Jumat utk tarif dimulai, Trump bilang dia akan masuk ke masa negosiasi 90 hari dengan Meksiko, salah satu mitra dagang terbesar AS, dengan tarif saat ini sebesar 25% tetap berlaku, turun dr 30% yg dia ancam sebelumnya.
“Kami menghindari kenaikan tarif yg diumumkan utk besok dan kami punya 90 hari utk buat kesepakatan jangka panjang lewat dialog,” tulis pemimpin Meksiko Claudia Sheinbaum di X setelah telepon dgn Trump yg dia sebut “sangat sukses” dalam hal para pemimpin saling mengenal lebih baik.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt bilang dalam konferensi pers Kamis bahwa Trump “pada suatu waktu sore ini atau nanti malam” akan tanda-tangan perintah utk terapkan tarif baru mulai jam 12:01 pagi Jumat waktu AS. Negara yg belum terima surat dari Trump atau negoisasi kerangka akan diberi tahu tarif mereka, lewat surat atau perintah eksekutif, katanya.
Ketidakpastian ini menciptakan drama yg jadi ciri khas pengumuman tarif Trump selama beberapa bulan, dengan satu hal yg konsisten yaitu keinginannya utk kenakan pajak impor yg menurut sebagian besar ekonom pada akhirnya akan ditanggung oleh konsumen dan bisnis AS.
“Kami telah buat beberapa kesepakatan hari ini yg sangat bagus untuk negara,” kata Trump ke wartawan Kamis sore tanpa jelasin syarat kesepakatan atau negara yg terlibat.
Trump bilang Perdana Menteri Kanada Mark Carney sudah telepon sebelum tarif 35% dikenakan pada banyak barang negaranya, tapi “kami belum bicara dgn Kanada hari ini.”
Trump tetapkan batas waktu Jumat setelah tarif “Hari Pembebasan” di April sebabkan kepanikan pasar saham. Tarif tinggi yg dia umumkan di April picu ketakutan resesi, membuat Trump beri masa negoisasi 90 hari. Ketika dia gagal buat cukup kesepakatan dagang, dia perpanjang waktu dan kirim surat ke pemimpin dunia yg hanya berisi daftar tarif, memicu banyak kesepakatan terburu-buru.
Trump capai kesepakatan dengan Korea Selatan pada Rabu, dan sebelumnya dengan UE, Jepang, Indonesia, dan Filipina. Menteri perdagangannya, Howard Lutnick, bilang di Fox News Channel’s “Hannity” bahwa ada kesepakatan dgn Kamboja dan Thailand setelah mereka setuju gencatan senjata di konflik perbatasan.
Di antara yg belum pasti status dagangnya adalah Swiss dan Norwegia yg kaya.
Menteri Keuangan Norwegia Jens Stoltenberg bilang “sangat tidak pasti” apakah kesepakatan bisa selesai sebelum batas waktu Trump.
Tapi bahkan pengumuman resmi kesepakatan pun belum tentu bikin mitra dagang AS tenang.
Pejabat UE menunggu penyelesaian dokumen penting yg jelaskan cara kerangka pajak untuk impor mobil dan barang lain dari blok 27 negara akan beroperasi. Trump umumkan kesepakatan Minggu lalu saat dia ada di Skotlandia.
“AS telah buat komitmen ini. Sekarang giliran AS utk terapkan. Bola ada di pihak mereka,” kata juru bicara Komisi UE Olof Gill. Dokumen itu tidak mengikat secara hukum.
Trump bilang sebagai bagian kesepakatan dgn Meksiko, barang impor ke AS akan tetap kena tarif 25% yg katanya terkait perdagangan fentanil. Dia bilang mobil kena 25%, sedangkan tembaga, alumunium, dan baja kena 50% selama masa negoisasi.
Dia bilang Meksiko akan hapus “Hambatan Perdagangan Non-Tarif,” tapi tidak beri rincian.
Beberapa barang masih dilindungi dari tarif oleh Perjanjian AS-Meksiko-Kanada 2020, atau USMCA, yg dinegoisasi Trump di masa jabatan pertamanya.
Tapi Trump tampaknya tidak puas dgn kesepakatan itu, yg akan dinego ulang tahun depan. Salah satu langkah besar pertamanya sebagai presiden adalah kenakan tarif pada barang dari Meksiko dan Kanada awal tahun ini.
Data Biro Sensus AS menunjukkan defisit dagang AS dgn Meksiko tahun lalu sebesar $171,5 miliar. Artinya AS beli lebih banyak barang dari Meksiko daripada yg dijual ke sana.
Defisit dgn Meksiko meningkat setelah USMCA karena hanya $63,3 miliar di 2016, setahun sebelum Trump mulai jadi presiden.
Selain soal fentanil, Trump juga punya tujuan utk tutup defisit dagang.
___
Penulis Associated Press Lorne Cook di Brussels dan Jamey Keaten di Geneva berkontribusi pada laporan ini.