Oleh Laila Kearney
NEW YORK, 4 Agustus (Reuters) – Google udah tanda tangan perjanjian dengan dua perusahaan listrik di AS untuk kurangi pemakaian listrik di pusat data AI-nya saat jaringan listrik sedang padat, kata perusahaan itu Senin lalu. Ini karena pemakaian AI butuh banyak listrik dan kadang melebihi pasokan yang ada.
Perusahaan listrik di AS kebanjiran permintaan listrik untuk pusat data AI milik perusahaan teknologi besar. Di beberapa daerah, pemakaiannya malah udah lebih besar dari pasokan yang tersedia.
Ini bikin khawatir karena bisa bikin tagihan listrik rumah dan bisnis naik drastis, bahkan mungkin menyebabkan pemadaman.
Masalah ini juga bikin industri teknologi kesulitan kembangkan AI, karena AI butuh listrik dalam jumlah besar dan cepat.
Perjanjian Google dengan Indiana Michigan Power dan Tennessee Power Authority mencakup pengurangan pemakaian listrik di pusat data mereka kalau diminta oleh perusahaan listrik, supaya beban di jaringan listrik bisa dikurangi.
Ini perjanjian resmi pertama Google dalam program respons pemakaian listrik untuk sementara kurangi beban kerja machine learning, bagian dari AI.
“Ini memungkinkan beban listrik besar seperti pusat data terhubung lebih cepat, mengurangi perlunya bangun pembangkit listrik baru, dan bantu operator jaringan kelola listrik lebih efisien,” kata Google di blog mereka.
Program respons pemakaian biasanya dipakai industri lain seperti manufaktur berat atau penambangan kripto. Bisnis yang ikut biasanya dapat bayaran atau potongan tagihan.
Program yang melibatkan AI di pusat data masih baru, dan detail perjanjian antara Google dan perusahaan listrik belum jelas.
Meski perjanjian ini cuma pengaruhi sebagian kecil pemakaian listrik, kesepakatan seperti ini mungkin makin sering terjadi karena pasokan listrik di AS makin ketat.
(Laporan oleh Laila Kearney, Disunting oleh Bernadette Baum)