Ekonom Top Menekankan Dampak Tekanan Trump pada Fed Mungkin Baru Terasa Bertahun-tahun Mendatang: “Anda Bisa Terlihat Bebas Masalah, Padahal Sebenarnya Menyebabkan Kerusakan Besar”

Presiden Donald Trump semakin menguatkan kendali atas lembaga-lembaga yang sebelumnya dianggap independen dari Gedung Putih.

Minggu lalu, dia memecat Komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja, Erika McEntarfer, hanya beberapa jam setelah laporan pekerjaan bulan Juli yang buruk dirilis. Dia berencana menunjuk pengganti yang dia anggap “lebih kompeten.” Sebelumnya, Trump mengumumkan akan menunjuk ketua Federal Reserve berikutnya “sangat cepat,” jauh sebelum masa jabatan ketua Fed saat ini, Jerome Powell, berakhir. Langkah ini memberi Trump kesempatan langka untuk mengarahkan bank sentral lebih awal.

Beberapa kritikus memperingatkan bahwa perubahan berturut-turut ini menunjukan tren kepresidenan Trump kedua, di mana independensi politik lembaga keuangan penting—ciri khas demokrasi liberal AS—semakin melemah.

Untuk memahami dampaknya bagi pemimpin bisnis, Fortune berbicara dengan Francis Fukuyama, salah satu ahli terkemuka dunia tentang institusi demokrasi.

Peringatan yang mirip dari tahun 1970-an

“Filosofi Trump adalah semuanya politis,” kata Fukuyama. “Kamu either mendukung atau melawannya—kalau melawan, seharusnya tidak ada di pemerintah.”

Pendekatan ini, katanya, bertentangan dengan model pemerintahan liberal yang dibangun di atas “birokrasi nonpartisan” yang dikelola ahli teknis. Di ekonomi kompleks seperti AS, model ini penting untuk stabilitas jangka panjang.

Trump tampaknya tidak tertarik dengan visi itu, ujar Fukuyama. Dia pernah mengusulkan dirinya sebagai ketua Fed dan terus mengancam Powell untuk melemahkan otoritasnya. Darah mengandalkan ahli, Trump ingin mengendalikan keputusan ekonomi dari eksekutif.

Namun, lembaga seperti Fed dirancang untuk menolak intervensi semacam ini. Perannya adalah terisolasi dari drama politik, terutama dalam hal suku bunga, di mana pemotongan jangka pendek bisa membantu presiden menang pemilu tetapi memicu inflasi jangka panjang.

Fukuyama bilang tekanan langsung dan bermusuhan Trump terhadap bank sentral adalah “belum pernah terjadi sebelumnya.”

MEMBACA  Dewan Direksi DBS Group kepada CEO: 'Posisi CEO pun Bisa Digantikan oleh AI'

Dia membandingkannya dengan awal 1970-an, saat Presiden Richard Nixon berulang kali mendorong Fed memotong suku bunga sebelum kampanye pemilu. Ketua Fed saat itu menyerah, dan itu memicu hiperinflasi tahun 1970-an.

“Era itu sangat mirip dengan sekarang,” kata Fukuyama. “Banyak contoh negara dengan bank sentral tidak independen.”

Dia menyebut kasus di Amerika Latin dan Afrika sub-Sahara tahun 1980-an, di mana bank sentral yang dikendalikan politik melonjakkan harga.

Masalahnya bagi CEO dan investor, efeknya mungkin tidak langsung terasa jika ketua Fed berikutnya lebih patuh pada Trump.

“Kalau Trump memecat Powell besok, dampaknya baru terasa 2-3 tahun kemudian,” ujarnya. “Orang mungkin tidak menyadari kaitan antara keputusan politik dengan masalah ekonomi yang mereka rasakan.”

Keterlambatan itu, tambahnya, menciptakan kerapuhan. “Kamu bisa terlihat aman, padahal sebenarnya merusak banyak hal.”

Risiko politisasi data

Pemecatan McEntarfer oleh Trump membawa risiko serius: politisasi data resmi. Fukuyama mencontohkan Argentina tahun 2007, saat Presiden Néstor Kirchner memecat ahli statistik karena laporan inflasinya tidak sesuai narasi pemerintah.

“Ajaib, inflasi turun,” kata Fukuyama. “Semua orang tau itu cuma permainan politik dan tidak kredibel.”

Begitu kredibilitas hilang, sulit untuk kembali. “Itu risiko ketika kita menggerogoti independensi ahli netral.”

Kenapa CEO harus menjaga jarak

Bagi pemimpin bisnis, tetap netral mungkin tidak jelas manfaatnya. Fukuyama mencatat beberapa eksekutif menghadiri acara penggalangan dana Trump, termasuk acara dimana investor kripto Trump dapat akses pribadi ke presiden.

Tapi Fukuyama memperingatkan, terlalu dekat dengan politisi sering berbalik merugikan.

“Sulit menjalankan bisnis modern yang stabil kalau politik terlalu campur tangan,” katanya. “Dulu, kalau harus menyuap politisi, itu sistem yang sangat tidak efisien.”

MEMBACA  Lonjakan pengiriman menarik orang Rusia ke pekerjaan kurir untuk mencari uang tambahan.

Dia mencontohkan Elon Musk yang mempolitisasi mereknya hingga menjauhkan pasar yang ingin dijangkau.

Pelajarannya, CEO lebih baik beroperasi dalam sistem stabil yang tidak dipolitisasi. “Semakin jelas aturannya, semakin mudah berbisnis.”