Dolar Terpuruk Akibat Data Lapangan Kerja yang Mengungkap Kelemahan Ekonomi AS


Dolar, yang udah turun nilainya sepanjang tahun terhadap mata uang asing, sempet mulai pulih beberapa minggu terakhir. Tapi laporan pekerjaan dari BLS hari Jumat—dan revisi ke bawah buat angka-angka sebelumnya—”ngerusak rally dolar,” kata ING.

Dolar AS jatuh banget hari Jumat setelah Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) revisi angka lapangan kerja AS jauh lebih rendah. Ternyata, ekonomi AS lebih lemah dari yang orang kira.

Dolar emang udah turun sepanjang tahun. Sekarang turun hampir 9% terhadap DXY, indeks mata uang asing, karena investor kabur dari tarif impor Donald Trump. Juni lalu, USD pernah nyentuh titik terendah lebih dari 10%, tapi beberapa minggu ini dolar mulai naik lagi.

Sampai Jumat kemarin.

Dolar jatuh dari 100.22 di DXY hari Jumat ke 98.82 pagi ini—pergerakan cukup gede buat mata uang sebesar dolar.

Credit: Google Finance

“Indeks dolar alami penurunan harian terbesar sejak 23 Mei karena pasar buru-buru ngevaluasi ulang prospek suku bunga dan pertumbuhan,” kata George Vessey dari Convera ke kliennya.

Di catatannya, analis ING Chris Turner bilang ini kayak “dolar ngerem mendadak.”

“Laporan pekerjaan Jumat yang lemah bikin rally dolar hancur. Investor sekarang anggap 80% kemungkinan Fed bakal turunin suku bunga 25 bp di September,” tulisnya. “Ketidakpastian soal kualitas data AS nggak bagus buat pasar aset AS dan bisa nambah risiko buat dolar sama Treasuries.”

Goldman Sachs bilang ini “Minggu yang keras buat USD.” Bank ini juga keluarin catatan pesimis dari ekonom kepala Jan Hatzius yang prediksi pertumbuhan GDP AS cuma 1% di paruh kedua tahun ini.

Rekannya, Kamakshya Trivedi, bilang meskipun “media bilang” Trump menang di perjanjian yang “nggak bagus” buat partner dagang AS, ekspor kebanyakan negara—yang tujuannya ke negara lain—nggak bakal kena dampak.

MEMBACA  Dunia 'membayar harga yang mengerikan' untuk ketidak-adaan tindakan iklim, peringatkan Guterres dari PBB

“Kami prediksi AS yang bakal tanggung biaya tarif, yang bakal bebanin neraca dagangnya. Ini sebagian karena naiknya tarif di banyak sektor, bikin susah buat perusahaan dan konsumen AS cari pengganti yang cocok,” tulisnya.

Makanya dolar jauh lebih lemah di pasar valas pagi ini.

Memperkenalkan Fortune 500 2025, ranking resmi perusahaan terbesar di AS. Lihat daftar tahun ini.